Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Emisi Gas Buang pada Kendaraan Bermotor dan Bahayanya

Kompas.com - 26/10/2021, 17:22 WIB
Ruly Kurniawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah RI kini mulai mengetatkan aturan mengenai emisi gas buang pada kendaraan bermotor, baik untuk keluaran terbaru maupun yang sudah beredar dengan cara pengujian ulang.

Bagi sepeda motor dan mobil yang tidak sesuai, akan dikenakan sanksi denda berupa tilang dan disinsentif tarif parkir (pengenaan tarif parkir tertinggi) di beberapa wilayah tertentu.

Lantas, apa yang dimaksud dengan emisi gas buang? Melansir laman resmi Daihatsu Indonesia, itu adalah sisa pembakaran yang terjadi di dalam ruang pembakaran pada kendaraan bermotor.

Baca juga: Siap-siap, Kendaraan Tidak Lulus Uji Emisi Bisa Didenda Rp 500.000

Seorang petugas Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta melakukan uji emisi kendaraan dinas saat peluncuran aplikasi e-Uji Emisi di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (13/8/2019). Pemprov DKI Jakarta meluncurkan aplikasi e-Uji Emisi untuk mempermudah masyarakat melakukan uji emisi kendaraan.ANTARA FOTO/ADNAN NANDA Seorang petugas Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta melakukan uji emisi kendaraan dinas saat peluncuran aplikasi e-Uji Emisi di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (13/8/2019). Pemprov DKI Jakarta meluncurkan aplikasi e-Uji Emisi untuk mempermudah masyarakat melakukan uji emisi kendaraan.

Sisa pembakaran tersebut terdiri dari berbagai zat berbahaya yang nantinya dikeluarkan melalui knalpot. Zat-zat yang berbahaya tersebut inilah yang berusaha ditekan oleh proses uji emisi yang dilakukan oleh produsen mobil, pemegang merek, dan pemerintah.

Lebi jauh, zat yang dimaksud ialah Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2), Nitrogen Oksida (NO atau NOx), dan Hidrokarbon (HC) yang dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna dari kendaraan.

Adapun gas yang sering membuat orang pingsan adalah CO meskipun tidak memiliki bau dan warna seperti zat lainnya. Sementara yang kerap menjadi penyumbang pemanasan global adalah CO2, apalagi bila di wilayah sekitar kurang pepohonan yang mampu menyerapnya menjadi Oksigen (O2).

"Cukup banyak bahaya yang ditimbulkan dari emisi gas buang. Mulai dari merusak sistem pernapasan hingga merusak sistem peredaran darah," tulis keterangannya, Selasa (26/10/2021).

Baca juga: Indonesia Siap Produksi 1.000 Unit Mobil Listrik per Tahun Mulai 2022

Bengkel uji emisi kendaraanKOMPAS.com/Ruly Bengkel uji emisi kendaraan

Berikut beberapa bahaya yang ditimbulkan dari emisi gas buang kendaraan:

1. Merusak Sistem Pernapasan

Apakah Anda pernah merasa pusing dan susah bernafas saat terjebak kemacetan di jalan raya? Hal itu terjadi karena Sahabat menghirup banyak kandungan gas CO dan gas lain yang mengandung timbal.

Timbal (Co) yang dihirup melalui butiran kecil gas dari asap knalpot, lama kelamaan menumpuk di paru-paru. Jika sudah menumpuk, penyakit yang mungkin diderita adalah asma dan kanker paru-paru.

Maka, apabila sedang bepergian dan bermacet-macetan di jalan raja, baiknya kerap memakai masker untuk menghindari menghirup polusi udara. Kemudian disarankan meminum susu untuk menetralkan zat timbal yang terhirup.

2. Bersifat Karsinogenik

Dalam emisi gas buang terdapat banyak zat yang bersifat karsinogenik, yakni sifat zat yang bisa memicu terjadinya kanker pada tubuh manusia.

Beberapa zat yang bersifat karsinogenik pada emisi gas buang adalah timbal dan benzena. Timbal yang mengendap dalam jumlah banyak dan terkena kulit bisa menimbulkan iritasi kulit.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau