JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi kelangkaan komponen cip semikonduktor sedikit banyak mempengaruhi operasional sejumlah merek otomotif di Indonesia. Salah satunya BMW Group Indonesia.
Meski demikian, Jodie O’tania, Director of Communications BMW Indonesia mengatakan, krisis cip global tidak akan memengaruhi produksi BMW dan MINI hingga akhir 2021.
“Soal kelangkaan cip bisa kita pastikan sampai dengan akhir 2021 itu tidak ada dampaknya. Bahkan MINI itu sekarang tidak terdampak keterbatasan chip ini,” ucap Jodie saat ditemui Kompas.com, di Jakarta Selatan, Kamis (7/10/2021).
Baca juga: Pertalite Langka di Sumatera Utara, Bagaimana di Jakarta dan Sekitarnya?
Kondisi kekurangan pasokan cip semi konduktor ini diprediksi akan berlangsung hingga 2023 mendatang. Apalagi, sampai saat ini belum terlihat pemilihan signifikan sektor terkait.
Menurut Jodie, keterbatasan cip ini tak hanya dirasakan oleh industri otomotif saja tetapi juga semua industri. Melihat kondisi ini, ia mengaku bahwa pihaknya sudah memiliki strategi terkait kelangkaan komponen cip semikonduktor.
Baca juga: Berantas ODOL, Kemenhub Ingatkan Pentingnya Keselamatan
“Strategi yang dikedepankan BMW untuk mengatasi masalah ini ialah dengan menjaga rantai pasokan. Karena kita perusahaan global, strategi untuk memprioritaskan supply chain kita itulah yang bisa membuat akhirnya kita bisa mengatur stok sampai akhir 2021,” kata dia.
Selain diterapkan untuk BMW, strategi global ini pun berlaku untuk MINI. Sehingga, hingga saat ini pasokan untuk BMW dan MINI belum terpengaruh oleh kelangkaan cip semikonduktor tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.