JAKARTA, KOMPAS.com - Meski ambulans dan pemadam kebakaran merupakan jenis kendaraan yang mendapatkan prioritas, namun dalam kenyataannya selalu timbul masalah di jalan mengenai keberadaannya.
Tidak hanya berbagai kasus tentang ambulans atau pemadam kebakaran yang terhalang kendaraan lain, tapi juga kebiasaan buruk masyarakat yang gemar mengekor kedua kendaraan tersebut.
Biasanya, pengguna mobil sengaja mengekor kendaraan prioritas dengan tujuan untuk ikut menyalip kendaraan lain di depannya.
Baca juga: Pertamax Turbo Turun, Ini Perbandingan Harga BBM Pertamina dan Shell
Padahal, aktivitas ini terbilang berisiko tinggi menimbulkan kecelakaan. Marcell Kurniawan, Training Director The Real Driving Center (RDC) menegaskan, bahwa sikap mengekor tersebut sangat berbahaya.
"Yang pasti bahaya. Mengingat kita akan meningkatkan kecepatan di space yang sempit untuk bisa beriringan. Apalagi bila kendaraan di depan tidak memberi jalan atau menutup jalan kita karena dilihatnya kendaraan kita bukan kendaraan prioritas," kata Marcell kepada Kompas.com belum lama ini.
Sependapat, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana turut mengatakan bahwa sikap pengguna jalan yang mengekor kendaraan prioritas merupakan tindakan tak beretika.
Baca juga: Bea Cukai Batam Lelang Nissan GT-R R34, Limit Mulai Rp 500 Jutaan
"Pengemudi yang sering mengekor ini tidak beretika, memanfaatkan situasi darurat untuk kepentingan pribadinya. Pengemudi ini sering disebut tourist convoy, tidak mau bersusah-susah dengan kondisi lalu lintas," kata Sony.
Sony membenarkan bahwa tindakan mengekor ini sangat berisiko menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Sebab mobil yang mengekor akan memaksakan jarak yang rapat dengan ambulans atau pemadam kebakaran dengan kecepatan relatif tinggi.
Selain itu, mobil yang mengekor juga akan ikut bermanuver di antara kepadatan lalu lintas. Salah gerakan sedikit saja, maka tabrakan beruntun dapat terjadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.