JAKARTA, KOMPAS.com - Cara mengemudi adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi emisi gas buang dan konsumsi bahan bakar kendaraan dalam penggunaan harian. Dalam jangka waktu cukup panjang, akan mempengaruhi kondisi lingkungan.
Untuk menekan dampak buruknya, pengemudi dapat menerapkan Eco Driving. Teknik ini merupakan cara mengemudi dengan tujuan mengoptimalkan konsumsi BBM agar lebih efisien seraya berperan mengurangi risiko kecelakaan.
"Eco Driving juga salah satu upaya untuk memperpanjang usia pakai kendaraan karena kinerjanya tidak dipaksakan," kata Hariadi, Asst. to Service Dept. Head PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) dalam keterangan tertulis, Jumat (6/8/2021).
Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi teknik Eco Driving, yaitu pengemudi, kondisi mobil, serta lingkungan. Guna memaksimalkan penggunaan BBM, ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh pengemudi, yakni;
Baca juga: Alasan Kenapa Isi Radiator Mobil Tidak Boleh Pakai Air Keran
1. Waktu, rute, dan tujuan perjalanan
Menurut Hariadi, pertama ialah menghitung estimasi waktu berkendara dengan memperhatikan rute perjalanan agar dapat menghindari kemacetan.
"Jika sudah terjebak dalam kemacetan, mobil akan sering melakukan stop and go, kondisi dimana mobil harus berhenti dan dijalankan kembali sesuai dengan kepadatan lalu lintas sehingga mengakibatkan boros bahan bakar," ujarnya.
Namun, selain menghindari kemacetan, dalam menghitung estimasi waktu berkendara, pengemudi juga harus menyediakan waktu lebih jika menghadapi kejadian tidak terduga di perjalanan.
2. Cara mengemudi
Lalu, sebisa mungkin hindari mengemudi secara agresif karena dapat memicu penggunaan bahan bakar yang boros.
Dalam mengemudi dengan teknik Eco Driving, dalam mencapai putaran maksimum pengemudi harus menekan pedal gas secara perlahan dan segera pindah ke posisi gigi percepatan yang lebih tinggi.
Pengemudi idealnya menjaga putaran mesin di angka 2.000 rpm - 3.000 rpm. Jika melakukan perpindahan gigi melebihi angka tersebut putaran mesin menjadi terlalu tinggi dan penggunaan bahan bakar akan jauh lebih boros.
"Manfaatkan momentum akselerasi saat bertemu medan yang menanjak dan gunakan engine break saat bertemu dengan medan yang menurun. Akselerasi tinggi dalam mengemudi hanya akan menyebabkan konsumsi bahan bakar secara berlebihan," ujar Hariadi.
"Begitu pula ketika hendak mengerem, pengemudi harus memperhitungkan jarak pengereman sekitar 3 detik dengan menekan pedal rem secara halus dan memanfaatkan engine break untuk pengereman," tambahnya.
Selain itu, gunakan kecepatan ideal kendaraan dengan konstan sekitar 60-70 kilometer per jam untuk menghasilkan efisiensi bahan bakar.
Baca juga: Semua Motor yang Dijual di Indonesia Harus Bertenaga Listrik pada 2040