JAKARTA, KOMPAS.com – Kejuaraan balap MotoGP banyak diwarnai strategi khusus yang diterapkan sejumlah pebalap. Tak jarang trik ini justru merugikan dan memunculkan amarah para pebalap yang dirugikan.
Carmelo Ezpelata, CEO Dorna Sports, mengatakan pihaknya bakal mengambil tindakan yang lebih tegas dengan memberikan sanksi keras pada paruh kedua MotoGP 2021.
Hal itu menyusul semakin liarnya kelakuan pebalap-pebalap pada paruh awal musim 2021 kemarin. Semisal pada kelas Moto3 banyak terjadi drama-drama tak penting.
Baca juga: Jangan Coba-coba Menyiram Rem yang Sedang Panas, Akibatnya Fatal
Mulai dari manuver keras menghalangi satu sama lain, hingga yang paling sering adalah sengaja melambat agar bisa mendapat slipstream dari pebalap.
Adegan ini sebenarnya bukan hanya Moto3 saja, tapi di MotoGP juga terjadi beberapa kali pembalap sengaja melambat agar bisa menguntit pebalap tertentu.
Hal itu dianggap berbahaya dan di Moto3 terjadi beberapa kali kejadian yang tak diinginkan karena kelakuan tak sportif pebalap-pebalap muda ini.
Baca juga: Pertamina Pastikan Tetap Beroperasi Selama PPKM Darurat
"Jika pebalap Moto3 terus seperti ini, akan banyak yang tidak akan balapan. Di sana ada beberapa manuver. Seperti di sepak bola misalnya, mencengkeram baju pemain dan lain sebagainya," ujar Ezpelata, dikutip dari laman Tuttomotoriweb (10/7/2021).
“Sejak balapan Montmelo, para pebalap telah dihukum lebih berat dan akan dihukum lebih berat lagi ke depannya," kata dia.
Ezpeleta mengakui tugas para Stewards atau wasit untuk mengamati jalannya balapan tidak mudah. Rencananya, sanksi yang disiapkan tidak hanya penalti waktu atau mundur pada starting grid, tapi juga sanksi larangan balap pada seri berikutnya.
Baca juga: Rumor Generasi Baru Avanza-Xenia, Pakai CVT dan Fitur Makin Canggih
"Jadi wasit sangat sulit. Semua wasit bisa salah. Kami berhubungan baik dengan rider dan kami memohon kepada mereka," ucap Ezpelata.
"Mereka kadang tak sepakat dengan sanksinya, jadi seseorang mencoba menekan sampai batasnya. Idealnya, sanksi yang sama harus diaplikasikan ke semua orang, meskipun tak mudah karena setiap kasus berbeda situasinya," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.