Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Aman Melewati Turunan Pakai Skutik

Kompas.com - 16/06/2021, 09:12 WIB
M. Adika Faris Ihsan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com - Terjadi kecelakaan antara dua sepeda motor skuter matik (skutik) di Jalan Raya Sarangan-Cemorosewu, Magetan pada Selasa (15/6/2021). Peristiwa tersebut terjadi di jalan menurun.

Menurut penuturan Kanit Lantas Polsek Plaosan Iptu Akhmad Suryani dilansir dari Kompas.com, Selasa (15/6/2021), kecelakaan tersebut terjadi akibat salah satu skutik mengalami gangguan sistem pengereman saat melewati jalur menurun yang menikung.

"Saat di jalan menurun dan menikung, kendaraan mengalami gangguan rem sehingga masuk jalur kanan," ungkap Suryani.

Baca juga: Honda Super Cub C125 Diskon, Pesan Sekarang Datang Tahun Depan

Ilustrasi touring menggunakan sepeda motorDok. DAM Ilustrasi touring menggunakan sepeda motor

Pada saat yang bersamaan, ada sepeda motor skutik lain yang melintas dari jalur berlawanan. Akibatnya tabrakan antar dua skutik ini tidak dapat dihindari. 

Umumnya orang-orang memang mengasumsikan berkendara melewati jalan menurun dengan skutik adalah tindakan yang berbahaya. Sebab jenis motor ini cenderung terasa nge-loss di jalan menurun.

Agus Sani, Head of Safety Riding Promotion Wahana menjelaskan, ada teknik untuk pengendara skutik saat melewati turunan agar tetap aman.

"Penekanan rem skutk ketika keadaan mesin loss tadi harusnya tidak ditarik penuh, melainkan agak pelan sampai kondisi motor melambat," kata Agus kepada Kompas.com belum lama ini.

Baca juga: Kenapa Mobil Baru dari Diler Diisi Bensin Hanya Setengah Tangki

Touring Honda PCX di BaliAloysius Gonsaga AE/Kompas.com Touring Honda PCX di Bali

Ia menambahkan, saat melewati jalan menurun, usahakan tetap membuka gas sedikit, jangan ditutup habis. Hal ini ini dilakukan agar mesin tidak loss seperti netral. Laju skutik jadi ditahan oleh putaran rendah dari mesin.

“Lalu gunakan kedua rem untuk mengurangi laju skutik. Kemudian kalau belum menguasai medan yang dilewati, pelihara pandangan jauh ke depan agar dapat mengantisipasi pengereman secara tepat apabila ada potensi bahaya,” kata Agus lebih lanjut.

Penguasaan medan atau jalur yang mau dilewati itu penting. Dengan begitu, pengendara motor bisa tahu titik-titik bahaya seperti lubang, jalan licin, turunan panjang dan belokan tajam.

Rem Blong

Ilustrasi motorOtomania/Setyo Adi Ilustrasi motor

Sepeda motor dengan transmisi otomatis menjadi kendaraan yang paling diminati oleh masyarakat saat ini.

Pasalnya, pengendara tidak perlu repot-repot memindahkan gigi transmisi untuk mengurangi kecepatan.

Semuanya sudah diatur secara otomatis sehingga pengendara hanya tinggal puntir gas dan main tuas rem saja untuk berhenti atau mengurangi kecepatan.

Meski begitu, banyak pengendara skutik yang kurang menyadari bahwa ada bahaya yang bisa saja terjadi saat mengendarai skutik.

Salah satunya yang sering terjadi adalah rem blong yang menyebabkan terjadinya kecelakaan. Kejadian ini sering terjadi di kawasan pegunungan, di mana skutik sering melaju di jalur turunan.

Saat melaju di jalur turunan, otomatis pengendara akan lebih banyak menggunakan rem untuk menahan laju kendaraan agar lebih mudah dikendalikan.

Ilustrasi motor matikStanly/Otomania Ilustrasi motor matik

Namun, tidak sedikit yang menyadari bahwa terlalu sering menggunakan rem bisa berdampak pada daya cengkram alias pakem.

Joko P, pemilik bengkel spesialis skuter matik Naranata Motor, mengatakan, kondisi itu bisa disebabkan karena terjadinya pemuaian pada seal kaliper cakram.

Dampaknya, piston tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya dan menekan cakram atau macet.

“Rem kalau dipaksa terus bekerja akan menjadi panas, jika sudah panas seal di kaliper akan memuai sehingga membuat piston di kaliper menjadi macet,” ucap Joko belum lama ini kepada Kompas.com.

Selain itu, kondisi piringan cakram yang panas juga membuat permukaan akan menjadi licin. Sehingga kampas rem tidak bisa mencengkeram dengan sempurna dan membuat rem menjadi blong.

Sebagai langkah anitisipasi, Joko menyarankan, agar pengendara tidak terus-terusan menggunakan rem saat melaju di turunan.

“Biasanya pengendara akan menekan rem secara bersamaan yakni depan dan belakang dengan tujuan agar lebih pakem. Namun, sebaiknya gunakan rem di jalan turunan bergantian antara depan dan belakang, sehingga ada jeda untuk mendinginkan rem,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau