JAKARTA, KOMPAS.com - Ada dua fenomena daur ulang ban yang dikenal selama ini di masyarakat, yakni dengan cara vulkanisir (regroovable) atau suntikan.
Fenomena itu terjadi seiring dengan meningkatnya permintaan, sehingga mendorong para pedagang untuk melakukan hal tersebut.
Perlu diketahui bahwa ban vulkanisir dengan suntikan berbeda.
Baca juga: Catat, Ini Syarat Bayar Pajak Kendaraan 1 Tahunan
Menurut On Vehicle Test PT Gajah Tunggal Tbk Zulpata Zainal menjelaskan, vulkanisir sama juga menganti telapak ban dengan yang benar-benar baru.
Dalam industri ban, vulkanisir sudah diakui atau sah karena dilakukan oleh pabrikan itu sendiri.
“Sementara, suntikan merupakan ban yang sudah hampir habis kedalaman telapak ban, kemudian diukir bagian telapaknya dengan pisau khusus dengan harapan kembang ban bertambah tingginya,” ujar Zulpata kepada Kompas.com, Minggu (23/5/2021).
Secara kualitas, vulkanisir pun tidak seperti ban normal, atau secara kemampuan hanya 60-70 persen dari ban biasa. Jenis itu dibuat juga karena untuk menekan biaya kepada para pelaku usaha.
Baca juga: Upaya DFSK Dekatkan Diri ke Konsumen Indonesia
Namun, Zulpata menegaskan, untuk penggunaan ban suntikan sangat tidak disarankan. Sebab, praktiknya curang dengan cara mengukir kembali karet sampai membentuk kembangan atau ulir seperti ban baru.
“Jelas itu sangat berbahaya, karena ban untuk mobil pribadi sendiri ada aturan dan batasannya. Kalau sampai diukir lagi akan membahayakan buat konsumen,” kata Dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.