JAKARTA, KOMPAS.com - Video seorang pengemudi mobil supercar Lamborghini yang sengaja menyalakan mesin dengan putaran (RPM) tinggi atau sedang menggeber mesin di kompleks perumahan Taman Polonia 1, Kota Medan, Sumatera Utara, Minggu (9/5/2021) sekitar pukul 23.00 WIB, tengah viral di media sosial.
Dalam rekaman yang diunggah oleh akun Instagram Berita Kota Medan, terlihat seorang warga yang menyampaikan aksi protes sambil memperlihatkan jam tangannya kepada pengemudi Lamborghini yang membuat keributan dengan menggeber mobil sport yang memang sudah dibekali knalpot racing.
Namun, bukannya mendapat permintaan maaf, pengemudi mobil mewah dengan nopol B 35 ST itu justru semakin menggeber mobilnya. Akibatnya, suara bising dari mobil semakin menggelegar, sampai meletup-letup api dari knalpotnya.
Baca juga: Daftar Bengkel Resmi yang Buka Saat Libur Lebaran di Surabaya
Belum puas. pengemudi Lamborghini itu semakin arogan dengan mengelilingi kompleks sambil menggeber mesin, hingga berujung baku hantam dengan warga.
Dalam keterangan foto tersebut, seorang warga kompleks bernama Andi mengaku hal seperti ini bukan pertama kalinya terjadi. Diketahui, pengemudi tersebut juga bukan merupakan warga kompleks Taman Polinia, kedatangannya hanya untuk berkunjung ke rumah mertuanya.
Hingga saat ini, belum diketahui tindak lanjut dari kasus tersebut.
View this post on Instagram
Terkait hal ini, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, tindakan warga tersebut tidak dibenarkan, tetapi bisa dimengerti.
“Kalau sekarang masyarakat marah, kita lihat ialah bentuk keresahan masyarakat. Sebab, orang yang geber-geber itu sudah miskin empati dan itu menimbulkan pelanggaran lain,” ujar Jusri kepada Kompas.com belum lama ini.
Jusri melanjutkan, apalagi jika aksi tersebut dilakukan dengan menggunakan knalpot racing. Terlebih lagi, jika menggeber-geber maka pastinya bakal mengganggu orang lain.
Baca juga: Tips Merawat Mobil di Rumah Saat Libur Lebaran
Di sisi lain, orang yang menggeber kendaraan dengan menggunakan knalpot racing hingga membuat orang lain tidak nyaman ialah salah satu contoh bahwa orang tersebut tidak punya empati.
“Perilaku semacam itu menunjukkan bahwa sebagian perilaku kurangnya empati kita dengan sesama. Namun, itu pun hanya sebagian kesalahan perilaku. Sebenarnya kalaupun diredam, hal lain akan tetap ada. Contoh lain pengemudi yang tidak punya empati adalah berhenti di zebra cross, melewati lampu merah, dan menggunakan sirene yang tidak semestinya,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.