JAKARTA, KOMPAS.com - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMIIN) telah memastikan kesiapannya memproduksi kendaraan elektrifikasi berteknologi hybrid mulai 2022.
Bicara soal produk pertama yang akan dibuat, dipastikan bakal diawali dengan model-model yang sudah ada atau yang telah dipasarkan saat ini di Indonesia.
"Strategi elektrifikasi Toyota yang akan kita lakukan adalah meng-elektrifikasi model-model yang sudah ada, di samping dengan model yang juga akan kita impor nantinya," ucap Bob Azzam, Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal PT TMMIN, saat diskusi virtual 50 Tahun Toyota di Indonesia, Kamis (8/4/2021).
Baca juga: Cara Toyota Bangun Ekosistem Mobil Listrik di Pulau Dewata
Lebih lanjut Bob mengatakan, saat ini pihaknya sedang menyusun peta jalan terkait elektrifikasi terhadap produk-produk Toyota yang ada di Tanah Air.
Dengan penyusunan tersebut, diharapkan nantinya pada waktu tertentu, semua produk Toyota yang ada di Indonesia sudah ada model elektrifikasinya.
"Berdasarkan target itu, nantinya kita juga akan membangun kerja sama dengan supply chain kami untuk bagaimana bertransformasi agar bisa menyuplai komponen-komponen yang berubah tersebut," kata Bob.
Meski tak mengatakan secara langsung, seperti yang sebelumnya juga sudah pernah diutarakan, hanya tinggal menunggu waktu apakah Avanza hybrid, Innova hybrid, atau bahkan produk low cost green car (LCGC) juga akan disuntik teknologi hibrida nantinya.
Alasan Toyota memilih mengelektrifikasi model yang ada lebih untuk menjaga ekosistem dari rantai suplai yang selama ini sudah terbentuk.
Baca juga: Kabar Baru Produksi Mitsubishi Xpander Hybrid di Indonesia
"Ada 30 persen value chain itu dikerjakan di pabrik, sementara 70 persennya ada di supply chain. Jadi ini penting sekali, dan ini menjadi akar bagi industri otomotif ke depan, karenanya harus dipikirkan transformasi industri dari konvensional ke elektrifikasi secara terencana, tidak bisa grasak-grusuk," ucap Bob.
"Ini kita seperti kapal induk, kalau mau belok itu harus pakai koordinat, jadi tidak bisa sembarangan lompat-lompat. Kita harus bangun satu karena ada ratusan perusahaan dan jutaan pekerja yang terlibat," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.