Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

29 Orang Tewas, Kemenhub Temui Banyak Catatan Insiden Bus di Sumedang

Kompas.com - 12/03/2021, 08:51 WIB
Stanly Ravel

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Korban meninggal dunia kecelakaan Bus Pariwisatan Sri Padma Kencana di Tanjakan Cae, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, bertambah. Dari sebelumnya 27 menjadi 29 orang. 

Hingga saat ini belum ada kepastian soal penyebab bus tersebut bisa terjun bebas ke dalam jurang, namun dugaan sementara lantaran sopir kehilangan kendali serta mengalami kegagalan pengereman.

"Investigasi masih dilakukan KNKT dan kepolisian, jadi belum bisa dipastikan kenapanya. Dari keterangan sementara kegagalan rem, tapi bukan berarti penyebab utamanya itu rem blong," ujar Budi Setiyadi, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), kepada Kompas.com, Kamis (11/3/2021).

Baca juga: Kecelakaan Maut Sumedang, Begini Tips Memilih Bus Pariwisata yang Aman

Budi mengatakan penyebab kegagalan rem ada beberapa faktor, tapi paling utama lantaran sopir yang kurang ahli dalam teknis mengemudi. Contoh seperti tidak tepat kapan waktu harus mengerem, teknik pengereman, dan lainnya.

Bus pariwisata yang ditumpangi peziarah asal Subang terbalik dan ringsek di jurang Tanjakan Cae, Wado, Sumedang, Jawa Barat, Kamis (11/3/2021). Hingga sore ini, bus belum dievakuasi. AAM AMINULLAH/KOMPAS.comKOMPAS.COM/AAM AMINULLAH Bus pariwisata yang ditumpangi peziarah asal Subang terbalik dan ringsek di jurang Tanjakan Cae, Wado, Sumedang, Jawa Barat, Kamis (11/3/2021). Hingga sore ini, bus belum dievakuasi. AAM AMINULLAH/KOMPAS.com

Faktor kedua yang juga jadi perhatian adalah masalah rute atau medannya. Menurut Budi, secara struktur kondisi jalan di lokasi kejadian memang sangat curam, sehingga sulit bagi kendaraan besar seperti bus pariwisata ini untuk melewati rute tersebut.

"Jadi memang banyak catatanya dari insiden ini, ini juga rute alternatif memang peruntukannya bukan untuk kendaraan besar. Kami akan lakukan koordinasi soal ini, paling utama menyediakan keamanan di lokasi, karena ternyata sudah sering kejadian juga," ucap Budi.

Baca juga: Kecelakaan di Sumedang, Kemenhub Temukan Bus Telat Uji KIR

"Dengan Dishub kami sudah minta diperhatikan keamannya, pemasangan pembatas beton itu sudah harus sebagai langkah antisipasi, karena selain itu rasanya tidak kuat. Lalu rambu-rambu juga harus diperhatikan," kata dia.

Kecelakaan Bus Pariwisata di Sumedang, Jawa BaratKEMENTERIAN PERHUBUNGAN Kecelakaan Bus Pariwisata di Sumedang, Jawa Barat

Terkait masalah temua awal yang menyata bus terlambat melakukan uji KIR, menurut Budi memang hal itu juga jadi salah satu catatan penting, tapi tidak bisa langsung dihubungkan dengan kesalahan teknis semata.

Selama ini, kecelakaan lalu lintas baik di moda transportasi umum atau pribadi mayoritas disebabkan kesalahan pengguna atau sopir. Karena itu, kedepannya Budi juga maninjau terkait kapabilitas para sopir yang dimiliki perusahaan transportasi.

Baca juga: Kecelakaan Bus di Sumedang, Begini Antisipasi Saat Mengalami Rem Blong

Kecelakaan bus yang terjun ke jurang di Tanjakan Cae, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis (11/3/2021).KOMPAS.com/AAM AMINULLAH Kecelakaan bus yang terjun ke jurang di Tanjakan Cae, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis (11/3/2021).

"Para sopir ini juga menjadi perhatian, apakah mereka cukup punya kemampuan yang baik atau tidak. Banyak kejadian sopir itu hanya bisa saja, tapi tanpa mengerti baik teknis dan teorinya," kata Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com