Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Pastikan Proses Investasi dengan Tesla Masih Berjalan

Kompas.com - 10/03/2021, 07:22 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kabar Tesla yang memastikan pembangunan pabrik mobil di India, tak membuat rencana investasi ke Indonesia telah berakhir. Pemerintah rupanya masih melakukan pembicaraan dengan Tesla terkait potensi-potensi perihal ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan pembicaraan investasi dengan Tesla masih terus berjalan.

Namun, Luhut enggan bicara detail soal kelanjutan pembicaraan investasi dengan Tesla. Dia mengatakan pemerintah terikat perjanjian non-disclosure agreement (NDA).

Baca juga: Pengaruh PPnBM 0 Persen, Honda HR-V Banyak Dicari

"Kita bukan negara jelek, tadi malam, kemarin, beberapa waktu lalu, Tesla ngejar kita," ujar Luhut dalam Webinar BPPT yang disiarkan di YouTube, Selasa (9/3/2021).

“Kita diskusi lah. Jangan dianu ya, nanti salah lagi kita, kami sudah tanda tangan NDA soalnya. Semoga proses itu jalan, itu aja lah saya bilang,” kata dia.

Sebelumnya, Septian Hario Seto, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, mengatakan, bahwa pembicaraan mengenai rencana investasi Tesla Inc di Indonesia masih berlangsung.

 Baca juga: Di Tangan Builder Asal Gunungkidul, Sedan Biasa Diubah Jadi Supercar

Pasalnya, Tanah Air dianggap memiliki sumber yang potensial dalam perkembangan industri kendaraan bermotor listrik seiring ketersediaan nikel sebagai bahan baku baterai.

Hanya saja, perusahaan asal Amerika Serikat (AS) tersebut tertarik di bidang Energy Storage System (ESS), bukan pendirian pabrik perakitan untuk kendaraan bermotor.

Untuk diketahui, ESS merupakan bagian dari proyek rantai pasok ekosistem industri baterai di Indonesia.

Baca juga: Imbas PPnBM, Makin Banyak Pilihan MPV Murah di Bawah Rp 200 Juta

Kerjanya seperti power bank dengan giga baterai skala besar yang mampu menyimpan tenaga listrik besar hingga ratusan megawatt (MW).

Selain itu, ESS bisa dijadikan sebagai stabilisator atau untuk pengganti pembangkit peaker (penopang beban puncak).

“Tesla kami masih berlangsung pembicaraannya, saya tidak bisa bicara detail. Saya mau klarifikasi, kami tidak pernah bicara sama mereka terkait pabrik mobil," ujar Septian, Senin (8/3/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
jangan terlalu pede...paling nanti sama seperti toyota vs astra...hub jual beli..


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
[FULL] Kapolri soal Pantauan Arus Mudik Lebaran 2025: Fatalitas dan Keamanan Lebih Baik dari Tahun
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau