Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 08/03/2021, 12:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Sumatera biasanya menggunakan tameng besi di kaca depannya. Pemasangan tameng dikarenakan masih sering terjadi orang yang melempar batu ke bus.

Dengan adanya tameng besi ini, setidaknya kaca depan bisa lebih aman terhindar dari lemparan batu. Sehingga jika ada lemparan batu, pengemudi tidak terluka dan tetap bisa melanjutkan perjalanan.

Namun berbeda ceritanya untuk kaca samping bus. Ketika terkena lemparan batu, kaca langsung pecah dan bisa melukai penumpang. Belum lagi bus harus berhenti dahulu untuk menutupi kaca yang pecah, baru kembali melanjutkan perjalanan.

Baca juga: Alternatif ke Bandung, Tol Japek II Selatan Ditargetkan Rampung 2022

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Edi Subhan (@subhanedi)

 

Anggota Forum Bismania Indonesia Asrul Arifin Siregar mengatakan, kejadian lempar batu ke bus ini memang masih marak, bahkan dilakukan hanya karena iseng semata.

“Alasan mereka lempar batu cuma iseng. Pelemparan batu ini dilakukan anak kecil bahkan yang dewasa juga ada,” ucap Asrul kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Sedangkan menurut Direktur Utama PO SAN Kurnia Lesani Adnan, pelemparan batu ke bus ini sudah terjadi sejak lama, namun tujuannya berganti seiring waktu.

Baca juga: Resmi Pensiun, Honda Jazz Bakal Jadi Mobil Antik

“Yang saya tahu, dulu melempar batu ke bus itu tujuannya agar bus berhenti lantas dirampok. Berjalannya waktu, melempar batu ini menjadi cara masyarakat protes,” ucap pria yang akrab disapa Sani kepada Kompas.com, belum lama ini.

Masyarakat yang kurang menyukai kelakuan oknum pengemudi bus yang kerap ngebut di jalan melakukan pelemparan batu. Sekarang, sependapat dengan Asrul, pelempar batu ke bus hanya iseng semata.

Demi keselamtan, sopir bus pasang tameng kawat di kaca depanhttp://haltebus.com / Mai Demi keselamtan, sopir bus pasang tameng kawat di kaca depan

“Saat ini menurut saya, melempar batu ke bus sudah menjadi penyakit masyarakat. Hal ini menjadi kegiatan iseng yang dilakukan anak-anak kecil di daerah yang dilalui bus,” kata Sani.

Sani menambahkan, pelempar batu ini bisa dikatakan tidak punya otak. Mengingat jika batu mengenai kaca samping, pasti langsung melukai penumpangnya. Berbeda dengan kaca depan, kaca samping tidak diberi tameng karena berfungsi sebagai jalur keluar saat darurat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke