JAKARTA, KOMPAS.com - Bila diperhatikan, ada cukup banyak model busi yang beredar di pasaran saat ini. Tak sekadar masalah jenis, tipe, atau materialnya saja, tapi juga bentuknya.
Bentuk yang dimaksud lebih ke sektor ground elektroda, atau kerap disebut orang awam sebagai kaki busi. Pilihannya cukup banyak, tak hanya single seperti umumnya, tapi ada yang dua, tiga, bahkan sampai empat kaki.
Nah, seiring dengan itu, banyak juga yang menganggap bila busi dengan kaki lebih dari satu atau multi ground elektroda jauh lebih baik. Hal tersebut lantaran dianggap mampu menghasilkan percikan api yang besar dan optimal untuk pembakaran.
Baca juga: Salah Kaprah Korelasi Busi dan Efisiensi BBM Kendaraan
Apakah benar demikian ? menjawab hal tersebut, Diko Oktavianto, Technical Support NGK Busi Indonesia mengatakan, anggapan tersebut tidak sepenuhnya tepat.
"Jadi gini, multi ground elektroda atau lebih dari satu itu buka soal lebih baik atau tidak, tapi dibuat demikian tujuannya agar tingkat keausan busi bisa lebih lama. Lalu juga mencegah terjadinya penumpukan karbon," ucap Diko, ketika webinar bersama media, Rabu (24/2/2021).
Sebagai contoh, busi dengan tiga kaki akan memercikkan api secara merata namun prosesnya bekerja secara bergantian. Dengan demikian, tingkat keausan dari ground lebih merata serta mampu membersikan karbon lebih optimal.
Menyoal adanya anggapan pengapian lebih baik atau tidak, Diko mengatakan secara teori yang paling bagus adalah tanpa ada elektorda atau jenis busi plontos tanpa kaki.
Namun jenis busi seperti itu tidak disarankan untuk kendaraan biasa, karena memang peruntukannya untuk kebutuhan mesin yang memiliki kompresi tinggi.
Baca juga: Mengenal Fungsi Busi serta Proses Terjadinya Percikan Api
Turunannya yang ideal adalah model single eletroda, atau seperti yang banyak beredar saat ini. Karena secara tingkat hambatannya jauh lebih kecil dibandingkan yang multi ground elektroda banyak.
"Perlu dipahami busi memiliki ground elektroda karena itu merupakan titik api atau fire point yang pengaruhnya pada TMA piston," ujar Diko.
"Bila melihat dari cara kerja busi multi ground, alur pengapiannya juga tidak bersamaan, tapi satu persatu atau bergantian, jadi di satu sisi tingkat keausanya lebih baik, tapi juga hambatannya lebih besar," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.