JAKARTA, KOMPAS.com - Pada dasarnya busi memiliki dua jenis tipe, yakni dingin dan panas. Keduanya dibedakan berdasarkan fungsi dan peruntukkan sesuai kendaraannya dan kondisi lingkungan.
Sub Departement Head Technical Service PT Daya Adicipta Motora (DAM) Ade Rohman mengatakan, kondisi lingkungan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi penggunaan busi, termasuk juga kompresi dari ruang bakan mesin.
Baca juga: Deteksi Busi Sejak Dini Sebelum Mati
“Motor standar dengan kapasitas kecil dan motor yang memiliki kompresi tinggi beda jenis penggunaannya bila melihat dari segi kebutuhan,” ujar Ade saat dihubungi Kompas.com.
Ade malanjutkan, busi panas memiliki kriteria susah untuk melepas panas dan juga mudah menjadi panas. Biasanya jenis busi ini digunakan pada motor standar bawaan pabrik.
“Sedangkan busi dingin memiliki sifat sebaliknya, yakni mudah melepas panas dan cepat menjadi dingin. Busi ini cocok digunakan untuk motor-motor yang memiliki kompresi tinggi,” kata Ade.
Baca juga: Jangan Asal Pasang Setang Jepit, Ada Aturan Mainnya
Untuk membedakan biasanya pihak pabrikan busi memiliki kode-kode khusus. Tapi untuk lebih memudahkan bisa melihat dari ujung insulatornya, bila lebih panjang berarti besi panas, sedangkan bila pendek menandakan busi dingin.
“Biasanya pada busi terdapat nomer heat range. Semakin besar nomornya berarti itu busi dingin, bila kecil berarti busi panas,” ucap Ade.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.