Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama Pandemi Penjualan Bus Bekas Mengalami Peningkatan

Kompas.com - 24/02/2021, 15:41 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 di Indonesia memang masih berlangsung sampai sekarang. Beberapa sektor juga menjadi korbannya, salah satunya karoseri bus. Menurunnya pendapatan PO bus membuat minimnya bus baru yang keluar dari karoseri.

Namun di sisi lain, penjualan bus bekas malah meningkat. Seperti yang dikatakan Handoko, Penjual Bus Bekas Bigbird, mulai awal pandemi di Indonesia, pada bulan April 2020, penjualan bus bekas meningkat signifikan.

“Di bulan empat, penjualan bus bekas malah melonjak. Tapi yang beli bukan dari kalangan PO bus, melainkan dari pondok pesantren, sekolah, pribadi dan perusahaan untuk angkutan karyawannya,” ucap pria yang akrab disapa Mas Hand kepada Kompas.com, Rabu (24/2/2021).

Baca juga: Harga Beda Jauh, Apa Saja Perbedaan Toyota GR Yaris dan TRD Sportivo

Bus bekasDOK. MAS HAND BUS CHANNEL Bus bekas

Hand sendiri mengatakan, jika biasanya satu bulan hanya menjual delapan unit, pada April 2020 dirinya berhasil menjual 22 unit. Namun kembali lagi, yang membeli bus bukan berasal dari PO bus.

“Justru kalau dari PO bus sekitar 90 persen menurun yang berminat untuk membeli bus bekas. Bahkan ada PO yang membatalkan untuk menambah unitnya ketika masa pandemi Covid-19,” kata Hand.

Selain itu, bagi orang yang memiliki dana segar dan ingin membuka usaha pariwisata, saat pandemi ini menjadi waktu yang sangat tepat. Hal ini dikarenakan beberapa PO menjual unit busnya dengan harga yang di bawah rata-rata.

Baca juga: Naik Bus Tingkat, Lebih Nyaman di Bawah atau Atas?

“Biasanya kalau enggak pandemi, bus bekas sasis OH 1626 bisa Rp 700 juta. Tapi kemarin di masa pandemi bisa kena Rp 405 juta,” ucapnya.

Jika dibandingkan dengan beli bus baru, untuk sasisnya saja minimal Rp 700-an juta. Kemudian ditambah ongkos pembuatan bodinya saja, bisa antara Rp 400 juta sampai Rp 500 jutaan. Belum lagi lamanya proses pembuatan bisa sampai 2 bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com