JAKARTA, KOMPAS.com – Isuzu Panther resmi dihentikan produksinya alias pensiun di Indonesia mulai Februari 2021. Sejak tahun 1991, sudah ada empat generasi Isuzu Panther yang ada di jalanan Indonesia.
Generasi terakhir yang mengalami facelift yaitu pada tahun 2013. Kompas.com mendapat kesempatan untuk mengetes Isuzu Panther Grand Touring tahun 2015. Kali ini, ayo kita lihat apa saja yang ada di dalam kabinnya.
Ketika masuk ke kabin, satu kata yang terlintas di benak reporter adalah bersahaja. Bahkan tanpa airbags untuk pengemudi maupun penumpang depan. Untuk bahan dasbor, masih menggunakan plastik keras dengan perpaduan warna beige dan hitam.
Baca juga: Jangan Mengamuk, Begini Adab yang Benar Ketika Ditilang Polisi
Kemudian, ada beberapa tombol unik yang ada di dasbor, mulai dari fog lamp, wiper belakang, hingga penyemprot kaca belakang. Biasanya di mobil-mobil lain, ketiga fungsi ini sudah terintegrasi di satu tuas, bukan dipisah memakai tombol.
Masih soal dasbor, sistem hiburannya pun seadanya, berupa head unit single DIN dengan pemutar DVD yang layarnya ada di plafon. Kemudian kontrol AC di Panther ini juga sederhana, hanya pengatur suhu dan kecepatan kipas, tidak ada pengatur arah semburan, dan katup open-close air.
Namun, meski bersahaja, semua kursi sudah dilapis dengan bahan kulit serta punya busa empuk. Pengaturannya juga terbatas, hanya maju-mundur dan sudut rebah, tidak bisa diatur ketinggiannya.
Baca juga: Brio RS Urbanite, CR-V Facelift, dan Odyssey Facelift Resmi Meluncur
Begitu juga ada pernik atau aksesori tambahan di varian Grand Touring ini, yaitu kamera belakang. Namun, kamera belakang ini ditampilkan di spion tengah dan baru aktif ketika masuk ke gigi mundur.
Beralih ke baris kedua, fasilitas yang ada berupa arm rest di tengah kursi. Untuk penumpang dengan tinggi 178 cm, ruang kaki dan kepala masih cukup lega, walaupun paha sedikit tidak tertopang dengan baik, tetapi bisa diminimalisasi dengan merebahkan sandarannya.
Pada kabin Panther ini juga bisa dibilang unik posisi double blower untuk AC-nya. Jika biasanya ada di antara baris pertama dan kedua, di Panther, posisinya di antara baris kedua dan ketiga. Jadi ada lubang AC yang mengarah ke depan dan belakang.
Untuk duduk di baris ketiga, cukup lipat baris kedua dan prosesnya pun mudah, hanya menekan satu tuas. Duduk di baris ketiga bisa dibilang sama dengan baris kedua, kursi empuk, ruang kaki dan kepala juga lapang, kemudian bagian belakangnya tidak melandai.
Uniknya di Panther ini, kursi baris ketiga pun diberi arm rest dan head rest yang besar, jadi semakin nyaman untuk penumpang. Selanjutnya, baik di baris kedua maupun ketiga, belum ada sabuk pengaman sebagai fitur keselamatan.
Baca juga: Truk ODOL Justru Lebih Mudah Terguling akibat Kondisi Jalan
Ruang agasi Isuzu Panther, jika semua kursi ditegakkan, hanya tersisa sedikit volume tersisa, paling hanya muat tas ukuran medium. Namun, jika melipat kursi baris ketiga, dengan menarik tuas di sisi kanan kursi, ruang bagasi jadi bertambah luas.
Panther ini cocok bagi orang yang mencari fungsionalitas di dalam kabin. Fiturnya tidak aneh-aneh dan sederhana saja, selama masih nyaman dan berfungsi dengan baik.
Di balik bersahajanya Panther, tetap dipuja para pengemarnya, karena termasuk model mobil yang terlama dipasarkan di Indonesia. Jadi banyak mengandung unsur nostalgia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.