JAKARTA, KOMPAS.com - Adanya insentif pajak bagi mobil baru yang berlaku mulai Maret 2021, tak sekadar memberikan dampak bagi bisnis mobil bekas, tapi juga berimbas untuk masyarakat yang berniat menjual mobilnya, terutama tahun muda.
Menurut Presiden Direktur Mobil88 Halomoan Fischer, kebijakan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) setidaknya akan memangkas 10 persen harga dari mobil baru.
Secara otomatis, penurunan tersebut juga akan diterapkan pada mobil bekas untuk model yang sama, baik yang sedang dijual di showroom atau yang akan dibeli pedagang dari tangan konsumen.
Baca juga: Benarkah Insentif PPnBM Bikin Harga Mobil Bekas Terjun Bebas?
"Efeknya domino, jangan dilihat dari satu sisi mobil bekas di showroom yang turun harga saja, tapi saat pedagang mau angkat (beli) mobil konsumen, pasti akan ditawar dengan harga yang lebih murah juga," ucap Fischer kepada Kompas.com, Sabtu (13/2/2021).
"Ini berlaku untuk model yang sama ya, contoh Avanza yang meluncur 2019, itu kan modelnya masih sama dengan yang dipasarkan (barunya) saat ini. Jadi kalau konsumen jual Avanza 2019 atau 2020, tahun mudah, pasti harganya akan lebih turun lagi," kata dia.
Lebih lanjut Fischer menjelaskan, untuk depresiasi harga mobil bekas yang akan dibeli pedagang dari tangan konsumen, tentu akan lebih signifikan turunnya.
Hal tersebut lantaran adanya hitungan pasaran bekasnya, kondisi, lalu ditambah lagi dengan nilai jual harga barunya yang terpangkas akibat adanya insentif pajak tersebut.
"Jadi kalau mau jual mobil tahun muda yang model barunya masih sama saat ada pemberian insentif, lebih baik ditahan dulu, karena harganya akan droop sekali, ditunda saja dulu, kalau tidak mendesak," ucap Fischer.
Baca juga: Kisaran Harga SUV Murah Setelah Dapat Insentif PPnBM Nol Persen
Tidak hanya Fischer, Ridwan, pemilik showroom mobil bekas di kawasan Klender, Jakarta Timur, juga mengutarakan hal yang serupa mengenai kondisi harga beli pedagang dari konsumen yang menjual mobil bekas.
Menurut Ridwan, pedagang memiliki hitungan berbeda ketika ada relaksasi mobil baru. Kondisi tersebut lantaran harga beli pedagang dari tangan konsumen tak hanya berpatokan pada pasaran sekennya saja.
"Memang kalkulasinya akan seperti itu, bukan pedagang saja yang rugi, konsumen yang mau jual mobilnya pasti akan rugi karena bakal ditawar sangat rendah," ujar Ridwan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.