JAKARTA, KOMPAS.com - Bicara mesin kendaraan, konsumen otomotif akan langsung tertuju pada dua pilihan yaitu mobil dengan mesin diesel atau mesin bensin.
Pada bahasan otopedia kali ini tim redaksi Kompas Otomotif akan membahas mengenai mesin diesel pada mobil.
Seperti diketahui mesin diesel memang tidak sepopuler bensin (petrol engine) di Indonesia, tetapi kondisi ini tidak berlaku di Eropa.
Meski populasinya mulai dikendalikan, data British Society of Motor Manufacturing and Trader menunjukkan, kalau 50 persen mobil baru yang terjual di Uni Eropa bermesin diesel, bahkan di Prancis mencapai 70 persen.
Baca juga: Mengisi Udara Ban dengan Menyulut Api, Apakah Aman?
Mengutip Buntarto dalam bukunya “Pintar Servis Mesin Diesel”, jenis mesin ini sudah eksis sejak pertama kali ditemukan pada 1893 oleh Rudolf Diesel, yang patennya baru keluar pada 23 Februari 1983.
Namun, baru pada 1930 mesin ini diaplikasikan pada mobil penumpang, setelah disempurnakan oleh Charles F Kettering pada 1900.
Meski sama-sama memiliki sistem pembakaran dengan mesin bensin, diesel memiliki proses yang berbeda. Di mana tidak membutuhkan busi untuk meledakkan bahan bakar, tetapi karena gas bersuhu tinggi dikompresi oleh piston yang merapat.
“Untuk menghasilkan pembakaran pada mesin diesel, hanya diperlukan campuran solar dan udara yang dikompresi. Karena kompresi yang tinggi inilah proses pembakaran pada mesin diesel terjadi,” ujar Kepala Bengkel Auto2000 Yos Sudarso Jakarta Utara Suparman kepada Kompas.com.
Kompresi yang tinggi tersebut juga menyebabkan mesin diesel memiliki getaran yang lebih besar dan suara lebih kasar daripada mesin bensin.
Namun, suara kasar mesin diesel perlahan bisa dikurangi lewat teknologi common rail, yang jamak ditemukan pada mesin diesel modern.
Karena teknologinya yang khas, mesin diesel juga punya perawatan khusus, di mana kuncinya harus rajin memperhatikan pompa injeksi, injektor, serta filter (udara dan bahan bakar). Ketiganya harus rutin dibersihkan, dan diganti tepat waktu.
Tingkatkan Perfoma
Tidak sedikit yang menganggap kalau mobil bermesin diesel dinilai masih kurang bertenaga, akselerasinya pun dianggap tak segesit kendaraan bermesin bensin. Namun itu dahulu, dan saat ini pabrikan sudah melakukan terobosan dengan mengaplikasikan teknologi turbocharger.
Jika masih belum puas dengan perfomanya, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk meningkatkan tenaganya.
Baca juga: Punya Uang Rp 2 Jutaan Ingin Beli Motor Bekas, Ini Pilihannya
1. Kalibrasi pompa injektor. Semakin sempurna semburan bahan bakar yang dilakukan injektor, semakin sempurna juga proses pembakaran. Namun, seiring dengan waktu, perfomanya akan menurun, jadi perlu dilakukan kalibrasi ulang.
2. Atur ulang kerapatan waktu injeksi. Tujuannya agar pasokan bahan bakar ke ruang injeksi optimal, caranya dengan memajukan waktu injeksi. Cara ini berguna untuk mengurangi terjadinya angin palsu. Baru kemudian diatur klepnya agar lebih rapat.
3. Setel turbo, turbin dan intercooler. Jika mobil sudah dilengkapi dengan teknologi tersebut, penyetelan ulang juga perlu dilakukan untuk memperbanyak waktu volume udara yang didinginkan masuk ruang bakar.
4. Bersihkan atau mengganti filter udara.
5. Tambahkan komponen maximize atau piggyback. Namun, perlu dikonsultasikan ke bengkel resmi atau kepada yang ahli, jika ingin menambahkan piranti ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.