JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini berbagai pabrikan otomotif di Indonesia terus berinovasi mengembangkan teknologi untuk para konsumer setianya.
Salah satunya adalah kemudi otomatis, autopilot, atau autonomous. Jadi dengan fitur ini, pengemudi tidak perlu capek-capek menyetir, mobil sudah bisa jalan sendiri ke lokasi yang kita tuju, hanya dengan menekan tombol atau aktivasi sistem canggih ini.
Ada beberapa level sistem autopilot yang tersedia pada mobil di pasar saat ini. Mulai yang dari paling canggih pada Tesla, ProPilot Assist milik Nissan, sampai yang paling sederhana, Cruise Control yang tersedia lebih umum di beragam jenis model mobil di Indonesia.
Teknologi autopilot ini, biasanya jadi andalan pengemudi kalau lagi liburan, mengemudi jarak panjang lewat tol. Alasan paling umum, biasanya karena demi menghemat energi pengemudi.
Baca juga: Cara Berkendara Aman di Sekitar Truk
Sekalipun sudah dirilis untuk publik, fitur kemudi otomatis ini masih kontroversial. Sebab, tidak jarang kasus kecelakaan yang disebabkan oleh penggunaan fitur tersebut.
Bahkan beberapa negara seperti China melarang penggunaan fitur autopilot sampai benar-benar tidak menimbulkan kendala apapun.
Terkait fitur canggih ini, Training Director Safety Defensive Consultant Sony Susmana mengatakan, autopilot sebenarnya diciptakan hanya sebagai pelengkap untuk membantu tugas pengemudi jadi lebih ringan.
“Tetapi perlu dipahami, mudah di sini artinya bukan berarti aman. Karena belum semua kendaraan menyematkan fitur tersebut,” ujar Sony saat dihubungi Kompas.com belum lama ini di Jakarta.
Menurut Sony, jalan raya merupakan sumber kecelakaan yang bisa datang kapan saja dan menimpa siapa saja. Maka dari itu, menciptakan kondisi aman bukanhal yg mudah.
“Fitur autopilot sekalipun tidak dapat membalikkan kondisi menjadi aman. Sebab yang dapat membuat kondisi aman adalah pengemudi menerapkan aturan dalam berlalulintas,” katanya.
Baca juga: Begini Tanda Koil Motor yang Melemah atau Rusak
Sony melanjutkan, penggunaan autopilot sebaiknya pada jalan tol yang lurus, bebas hambatan, relatif sepi dan dengan kecepatan kendaraan yang konstan.
“Autopilot hanyalah sebuah komponen elektronik atau mesin, yang artinya pengemudi tidak bisa menyerahkan 100 persen kemudi pada fitur autopilot saat berkendara. Bukan tidak mungkin, nantinya fitur tersebut bisa aman dan dan dapat diandalkan, tetapi harus dengan fasilitas pendukung yang komplit,” ucapnya.
Terakhir Sony berpesan, pengemudi yang menggunakan fitur autopilot, sebaiknya jangan lemah dan tetap waspada. Jangan melepas tangan dari setir, menggunakan ponsel, menonton video atau bahkan sampai tertidur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.