Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menangkis Keraguan Menggunakan Motor Listrik Sehari-hari

Kompas.com - 14/12/2020, 11:42 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Tak sedikit masyarakat yang masih ragu memakai motor listrik untuk keseharian. Alasannya ialah takut kehabisan daya atau mogok kalau baterai habis.

Anggapan itu wajar dan beralasan. Sebab proses isi daya alias charging motor listrik tidak sebentar. Saat ini sistem swap atau tukar pakai yang dianggap solusi juga masih sangat terbatas.

Hendro Sutono, penggiat motor listrik dan juru bicara Komunitas Sepeda Motor Listrik (Kosmik), mengatakan, kata kunci dari kendaraan listrik atau motor listrik adalah efisiensi.

Baca juga: United Sebut Biaya Charging Harian T1800 Tak Sampai Rp 3.000

"Intinya ialah efisiensi pada kendaraan, efisiensi dalam berkendara dan efisiensi dalam charging," kata Hendro kepada Kompas.com, di Jakarta, Minggu (13/12/2020).

Motor Listrik United T1800KOMPAS.com/Gilang Motor Listrik United T1800

1. Efisiensi kendaraan

Efisiensi pada kendaraan bisa dilihat pada besaran baterai dan besaran motor listriknya (dinamo) yang menentukan jarak tempuh dan kecepatan maksimum.

Hendro mengatakan, jika kendaraan diperuntukan untuk komuter sehari-hari dari rumah ke kantor dengan jarak 20 km, maka pulang pergi hanya menempuh jarak 40 km sehingga jarak tempuh 60 km pada beberapa tipe yang dijual saat ini sudah lebih dari cukup.

"Demikian juga kecepatan maksimum, jika dipergunakan untuk pergi ke kantor pada waktu rush hour, maka kecepatan maksimal 60 kpj sudah lebih dari cukup," katanya.

Grab luncurkan 30 motor listrik dan 7 SPBKLU di Bali                    Grab Indoensia Grab luncurkan 30 motor listrik dan 7 SPBKLU di Bali

2. Cara berkendara

Perihal efisiensi dalam berkendara, maka mau tidak mau mengacu pada prinsip eco driving. Tujuan konsep ini ialah memakai semua sumber daya energi semaksimal mungkin.

"Caranya dengan mengurangi start stop. Kita berusaha untuk mempertahankan kecepatan konstan. Karena terlalu banyak start stop akan menghabiskan banyak energi," katanya.

Baca juga: Gesits Klaim Bisa Terabas Air Setinggi 70 cm

"Pada saat kita start maka kita membutuhkan banyak energi untuk mengubah kendaraan dari diam menjadi bergerak dan pada saat kita mengeram maka kita membuang energi atau momentum," katanya.

Motor listrik Benelli akan dipamerkan di IIMS Motobike Show 2020Instagram @bingky_bikerstation Motor listrik Benelli akan dipamerkan di IIMS Motobike Show 2020

Hendro mengatakan, penerapan eco driving juga akan berpengaruh pada jarak tempuh dan usia baterai. Karena baterai tidak dipaksa untuk mengeluarkan energi banyak untuk berakselerasi.

"Artinya baterai tidak dipaksa untuk bekerja terlalu keras. Sehingga jarak tempuh akan menjadi lebih jauh dan usia pakai baterai akan menjadi lebih panjang," kata Hendro.

"Sayangnya masyarakat kita sangat tidak terbiasa dengan berpikir dan berlaku efisien," katanya.

Motor listrik United T1800Foto: APHIT McKlein Motor listrik United T1800

3. Cara charging

Pengisian daya dilakukan dengan melakukan charging pada saat kendaraan tidak dipakai. Pola pikir ini harus ditanamkan sebab listrik sebetulnya tersedia di mana-mana.

"Pada kendaraan listrik, kita bisa melakukan charging pada saat kita bekerja di kantor atau beristirahat atau tidur di rumah. Artinya setiap kali kita mengerjakan pekerjaan lain dan tidak berkendara maka kendaraan listrik bisa melakukan proses charging," katanya.

Hal ini kata Hendro, sangat berbeda dengan kendaraan yang memakai bensin. Sebab untuk isi BBM membutuhkan tempat dan tindakan khusus yaitu di SPBU atau tempat pengecer bensin.

"Jika dalam penggunaan kendaraan listrik bisa terjadi kehabisan energi dalam baterai maka ada yang salah dalam perlakuan terhadap kendaraan listrik teraebut, sehingga menjadi tidak efisien," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com