JAKARTA, KOMPAS.com - Maraknya era elektrifikasi di Indonesia, ternyata tak membuat PT Honda Prospect Motor (HPM) untuk langsung bergegas ikut meramaikan dengan meluncurkan produk.
Sebaliknya, Honda justru masih meraba dan mempelajari alur perkembangan elektrifikasi di Tanah Air. Hal ini dilakukan untuk melihat kemungkinan produk apa yang nantinya paling cocok di Indonesia.
"Tujuan akhir dari elektrifikasi goalnya adalah soal dampak lingkungan, menekan penggunaan bahan bakar, dan lain sebagainya. Menganti mesin bensin dengan tenaga listrik itu memang salah satu langkah, tapi mengembangkan teknologi lain yang ramah lingkungan itu juga termasuk," ujar Businees Innovation and Sales & Marketing PT HPM Yusak Billy, kepada wartawan, Kamis (10/12/2020).
Baca juga: Honda Klaim City Hatchback Cocok di Indonesia, Sinyal Gantikan Jazz?
"Menciptakan mesin yang hemat bahan bakar dan ramah lingkungan itu jadi salah satu fokus kami, selain dari hybrid dan listrik. Kami punya line-up lengkap untuk elektrifikasi, dari hybrid plug-in, sampai full baterai, jadi untuk Honda memang sudah ada tergetnya," kata dia.
Menurut Billy, untuk saat ini sendiri Honda masih studi soal masalah infrastruktur yang ada di Indonesia bagi kendaraan elektrifikasi. Termasuk soal minat dan ragam hal lainnya.
Walau sudah memiliki jajaran produk elektrifikasi yang cukup lengkap, namun untuk membawa dan memasarkan langsung di Indonesia tidak semudah itu. Karenanya harus dilakukan pembelajaran lebih dulu.
"Honda secara global sendiri sudah komitmen, akan melakukan penjualan mobil berbasis elektrifikasi 2/3 dari total produksi secara Honda pada 2030. Tapi sekali lagi, elektrifikasi itu sendiri merupakan salah satu strategi untuk mobil ramah lingkungan," ujar Billy.
Baca juga: Brio Satya Primadona, Honda Optimistis Tembus Target Penjualan
"Nah melalui kita mengembangkan mesin yang ramah lingkungan, irit bahan bakar, serta memiliki gas buang yang minim, itu juga jadi strategi kami. Tinggal nanti mana yang akan diperkenalkan lebih dulu, itu semua akan tergantung dari infrastuktur, peraturan pemerintah, baru bisa kita pilih produk mana yang paling tepat diluncurkan," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.