Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumen Ingin Beli Mobil Listrik, tetapi Harganya Masih Mahal

Kompas.com - 08/12/2020, 14:42 WIB
Ruly Kurniawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kendaraan bermotor listrik merupakan salah satu solusi dalam mengurangi polusi udara dan suara di kota-kota besar, di samping menekan konsumsi serta impor bahan bakar minyak (BBM).

Terlebih lagi, berdasarkan survei dari Frost & Sullivan yang dilakukan tahun lalu, disebutkan bahwa pada 2050 sebanyak 2 dari 3 penduduk Indonesia akan memadati kota besar karena urbanisasi.

Kendati demikian, bukan hal mudah untuk melakukan peralihan dari kendaraan bermesin dalam alias internal combustion engine (ICE) ke mobil listrik. Butuh usaha yang cukup besar, mencakup pembentukan ekosistemnya.

Baca juga: Nissan Ungkap 4 Tantangan Mobil Listrik di Indonesia

Review Nissan Kicks e-Power. Pembuktian teknologi baru Nissan di jalan kawasan CiletuhKompas.com Review Nissan Kicks e-Power. Pembuktian teknologi baru Nissan di jalan kawasan Ciletuh

"Tapi menariknya, berdasarkan survei internal kami, ternyata 41 persen pengguna kendaraan di Indonesia menyatakan akan membeli mobil listrik sebagai kendaraan baru," ucap Coki Panjaitan, Head of Extenal and Government Affairs PT Nissan Motor Indonesia, Senin (8/12/2020).

Menurut dia, hal tersebut seiring dengan sudah banyak masyarakat yang menyadari pentingnya dampak positif penggunaan mobil listrik bagi lingkungan.

Kemudian, hasil survei yang sama juga menunjukkan bahwa masyarakat sudah mengetahui begitu banyak keuntungan yang akan didapatkan dari kendaraaan listrik, seperti biaya perawatan dan pemakaian.

Hanya saja, kata Coki, konsumen Indonesia banyak yang masih belum dapat menjangkau mobil listrik dimaksud. Harga pasarannya kini masih sangat tinggi, yakni berkisar mulai dari Rp 450 juta sampai Rp 1,5 miliar.

Baca juga: Terkendala, Jadwal Peluncuran Nissan Leaf di Indonesia Mundur

Mobil listrik Nissan Leaf di Karawang, Jawa Barat. Mobil listrik Nissan Leaf di Karawang, Jawa Barat.

Selain itu, menurut Coki, calon konsumen juga banyak yang masih ragu dengan daya tahan baterai mobil listrik. Contohnya ketika harus melewati genangan air atau banjir, termasuk saat melintasi permukaan jalan yang tidak rata.

Konsumen juga masih mempertanyakan masalah daya tempuh serta pengisian dayanya.

“Survei yang kami lakukan terhadap bagaimana masyarakat itu di edukasi. Sebenarnya sehari berapa kilometer (pemakaian baterai mobil listrik). Rata-rata sekitar 70 persen jarak tempuh 50 kilometer per hari (penggunaan mobil),” kata Coki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau