JAKARTA, KOMPAS.com - Meski sudah meluncur sejak 2018, namun di tengah pandemi Covid-19 saat ini, Honda Brio Satya masih menjadi tulang punggung utama penjualan Honda Prospect Motor (HPM). Karena itu, rasanya cukup layak untuk kembali diulas.
City car yang masuk dalam segmen mobil murah ramah lingkungan alias low cost green car (LCGC) tersebut, memang memiliki daya tarik tersendiri.
Tak hanya karena harga yang kompetitif, desain yang sporty serta hadirnya pilihan sistem transmisi continuously variable transmission (CVT) menjadi salah satu nilai lebih yang dimiliki Brio Satya.
Baca juga: Jawaban HPM Soal Rumors Honda City Hatchback dan Jazz di Indonesia
"Sampai dengan Oktober 2020, Brio masih memberikan kontribusi yang cukup tinggi bagi Honda. Penjualannya mencapai 4.013 unit dengan kontribusi 61 persen. Dari segi segmen, Brio Satya masih menjadi yang dominan dengan penjualan 2.978 unit, meningkat 19 persen dibanding September," kata Yusak Billy, Business Innovation and Sales & Marketing Director HPM beberapa waktu lalu.
Seperti biasa, pembahasan utama kita fokuskan pada sisi ekterior. Dari segi desain, Satya memang menjadi LCGC yang punya visual lebih sporty dibandingkan kompetitornya, bahkan wajahnya tak berbeda jauh dengan Brio RS yang stratanya lebih tinggi.
Mengusung konsep "Proud Over Class", tim R&D Honda memang melakukan rombakan signifikan hampir disetiap aspek pada generasi kedua Brio Satya. Sektor depan dibuat lebih matang dengan bentuk lampu utama yang serupa dengan Mobilio.
Sebagai pembeda dengan Brio RS, Honda menyematkan ornemen list krom pada bagian kisi-kisi. Sedangkan lampu kabut juga sudah menjadi standar bawaan pabrik pada varian Satya CVT yang dipasarkan sebesar Rp 170,1 juta.
Baca juga: Kenali Perbedaan SPBU Pertamina dengan Kode 31 dan 34 di Depan
Rombakan paling radikal yang dilakukan Honda ada pada bagian belakang. Mengikuti keinginan konsumen juga karena alasan keselamatan, Honda pun memangkas model pintu belakang yang dulunya dibingkai dengan kaca. Kini bentuknya dibuat layaknya hatchback yang langsung terintegrasi dengan spoiler serta LED high-mount stop lamp.
Dampak dari perubahan ini membuat dimensinya pun akhirnya melar, terutama pada sektor sumbu roda yang lebih panjang 60 mm dan panjang yang bertambah 16 mm. Otomatis, hal ini membuat interiornya pun menjadi lebih lapang, terutama pada baris penumpang dan ruang bagasi.
Namun demikian, mengingat statusnya yang bermain sebagai mobil murah, memang tak bisa dipungkiri fiturnya tak selengkap Brio RS. Salah satunya seperti absenya kaca spion elektrik dan juga keyless entry, namun untuk immobilizer sendiri sudah tersedia.
Baca juga: Ingat, Mengisi BBM di SPBU Tidak Perlu Turun dari Mobil
Pembeda paling signifikan lainnya juga bisa dilihat dari model dan dimensi pelek. Satya hanya dibekali ukuran 14 inci dengan model sederhana, sementara Brio RS 15 inci dengan two tone colour.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.