Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Tertipu Beli Pelek Rekondisi, Hindari Celaka

Kompas.com - 13/10/2020, 09:22 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comPelek mobil merupakan aksesoris yang bisa menambah penampilan kendaraan. Harga pelek aftermarket sendiri ada beragam, namun bagi yang mencari alternatif, bisa mencari pelek bekas.

Namun, perlu hati-hati saat mencari pelek dengan harga yang murah, karena ada saja yang melakukan rekondisi pelek agar terlihat baru. Padahal yang namanya rekondisi, tetap saja tidak akan sebagus pelek yang masih baru.

Tyre & Rim Consultant dan Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Bambang Widjanarko mengatakan, pelek rekondisi ini bisa berbahaya jika digunakan.

Baca juga: Simak, Ini Aturan Naik Mobil Pribadi di Jakarta Selama PSBB Transisi

Pelek rusakotomotif.kompas.com Pelek rusak

“Biar bagaimana pun kondisinya, pelek yang sudah pernah dipakai, lubang bautnya pasti agak longgar. Nah rekondisi ini bisa ditambah dagingnya dan dibuat lagi seperti baru,” ucap Bambang kepada Kompas.com, Senin (12/10/2020).

Selain lubang bautnya yang sudah longgar, pelek rekondisi bisa menutupi retak rambut atau halus karena bekas pemakaian. Retak rambut di pelek kalau terkena gaya sentrifugal, dipakai berputar terus menerus akan membuat retaknya semakin besar.

“Yang tadinya retak rambut menjadi retak beneran dan akhirnya pecah peleknya. Mungkin ini yang bisa menjadi bahaya saat digunakan di jalan tol,” kata Bambang.

Baca juga: Begini Gaya Mengemudi yang Bikin Boros BBM

Kejadian pelek yang pecah di jalan tol, seperti bagian kaki-kaki yang patah bisa jadi akibat dari retak halus ini. Bambang mengatakan, pelek yang pecah ini pasti sudah terprovokasi akibat retak yang tidak terlihat terlebih dahulu.

“Enggak ada pelek yang tiba-tiba pecah atau ambyar, pasti sudah ada retak rambut kemudian terkena gaya sentrifugal,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau