JAKARTA, KOMPAS.com – Penjualan kendaraan bermotor roda empat di pasar domestik tahun ini mengalami penurunan tajam dibandingkan tiga tahun sebelumnya.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), realisasi distribusi dari pabrik ke diler (wholesales) selama Januari-Agustus 2020 hanya berada di angka 323.507 unit.
Capaian tersebut melemah sebesar 51,3 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 664.134 unit.
Sementara pada 2017 dan 2018, realisasi penjualan mobil nasional mampu mencapai 714.114 unit serta 763.344 unit.
Baca juga: Mobil Terlaris Agustus 2020, Nissan Geser Daihatsu dan Mitsubishi
"Tahun ini memang terasa berat karena adanya pandemi Covid-19 yang berdampak pada berbagai sektor seperti perusahaan pembiayaan. Sebagaimana kita tahu, 50-60 persen konsumen di Indonesia (khususnya pembeli mobil Honda) mengandalkan kredit," kata Business Innovation and Sales & Marketing PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy kepada Kompas.com.
Menurut dia, pada masa pandemi berbagai perusahaan pembiayaan melakukan pengketatan seleksi untuk pemberian kredit salah satunya dengan cara membuat uang muka atau down payment (DP) tinggi sampai 50 persen.
Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kredit macet konsumen akibat pandemi di kemudian hari.
"Pada saat April-Mei lalu, DP mencapai 40-50 persen. Itu sangat memberatkan konsumen. Tapi sekarang sudah berada di level 20-25 persen, bahkan ada yang 15 persen. Jadi pasar mulai tumbuh," ujar Yusak.
Baca juga: China Diproyeksikan Jadi Tumpuan Otomotif Global Usai Pandemi
Hal serupa diungkapkan Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmy Suwandi di kesempatan terpisah. Ia kemudian memperkirakan pasar akan bergerak positif jika momentum pada Juni-Agustus terjaga dengan baik.
"Tidak mengherankan karena pada kondisi ini (pandemi), leasing sudah berdampak sehingga mengeluarkan berbagai kebijakan seperti pengetatan DP dan semakin selektif dalam memilih nasabah," kata dia.
Adapun berdasarkan data tersebut, mobil keluarga murah dengan kapasitas tujuh penumpang alias low multi purpose vehicle (LMPV) menjadi kontributor utamanya dalam empat tahun berturut-turut (2017-2020).
Secara rinci, pada Januari-Agustus 2017 Avanza Cs berhasil menguasai pasar hingga 23,7 persen dari penjualan nasional. Kemudian satu tahun setelahnya, terjadi sedikit penurunan menjadi 23 persen.
Baca juga: Ini yang Harus Dilakukan Ketika Menolong Korban Kecelakaan di Jalan
Sebab, sebagian besar kue dari LMPV dan LSUV beralih ke low cost green car (LCGC). Kala itu, pasar mobil murah mengalami lonjakkan dari 22,7 persen menjadi 30,4 persen.
Kemudian di 2019, saat terjadi perlambatan penjualan imbas tahun politik, pasar LMPV masih bisa menahan pangsa pasarnya sebesar 22,8 persen. Sedangkan LCGC turun jadi 20,6 persen.
Meski total penjualan di tahun ini melemah secara signifikan, pangsa pasar LMPV tetap berada di level 20 persen dengan volume 151.936 unit. Adapun LCGC, kini berada di 19,7 persen.
Berikut detil penjualan mobil domestik periode Januari-Agustus selama empat tahun belakangan:
2017: 714.114 unit
2018: 763.344 unit
2019: 664. 134 unit
2020: 323.507 unit