JAKARTA, KOMPAS.com – Tahun ini angka penjualan mobil dipastikan menukik tajam dibandingkan tahun lalu. Gaikindo mencatat penjualan terendah terjadi pada April dan Mei 2020, sementara pada Juni sampai Agustus lalu mulai ada peningkatan.
Dengan rencana berlakunya kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara ketat di Jakarta, penjualan kendaraan diprediksi bakal terdampak.
“Penjualan kendaraan saat PSBB normal vs PSBB transisi, sudah meningkat cukup tinggi. Pada saat April-Mei lalu, dibandingkan dengan Juni-Juli-Agustus, sudah naik dua kali lipat,” ujar Harold Donnel, Head of 4W Brand Development & Marketing Research PT Suzuki Indomobil Sales, kepada Kompas.com (11/9/2020).
Baca juga: Usai New Yaris, Toyota Siapkan Peluncuran Fortuner Baru?
Meski begitu, Harold mengatakan PSBB tahap awal begitu berpengaruh kepada penjualan mobil karena saat itu masyarakat mengalami ketakutan yang cukup tinggi.
“Kalau saya pribadi melihat masyarakat sekarang sudah lebih terbiasa, artinya mereka enggak lagi seperti bulan Maret-April. Pada awal-awal semua memang shock banget,” ucap Harold.
Ia juga telah memprediksi, jika PSBB ketat kembali diterapkan, pihaknya sudah tahu bakal fokus ke segmen mana. Menurutnya, segmen niaga bakal lebih bertahan di pasaran ketimbang kendaraan penumpang.
Baca juga: Honda Forza Baru Meluncur Pekan Depan
“Jadi resistensi segmen komersial mungkin lebih baik dibandingkan passenger. Bisa dibilang mereka lebih tahan banting dibandingkan passenger yang lebih dinamis,” tuturnya.
Sementara itu, Director of Sales & Marketing PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTM) Duljatmono, mengatakan, bisnis otomotif jadi yang paling terdampak pandemi Covid-19.
Namun segmen kendaraan komersial menurutnya masih bisa memperoleh tren positif ketimbang segmen kendaraan penumpang.
Baca juga: Ingat Regulasi Berkendara Saat PSBB, Ancaman Dendanya Rp 1 Juta
Duljatmono menambahkan, salah satu yang menonjol adalah bisnis jasa pengantaran dan pengiriman yang kini menjadi tulang punggung pertumbuhan kendaraan komersial selama pandemi.
“Saat ini porsi permintaan dari sektor logistik pada truk sampai 55 persen, begitu dominan. Kita tentu akan terus berupaya bisa survive dari tantangan ini dan mencari peluang bisnis sesuai perusahaan,” katanya, belum lama ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.