Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Piramida Kecelakaan, Karena Kecelakaan itu Hasil dari Beberapa Insiden

Kompas.com - 07/09/2020, 19:21 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Ketika mengemudi di jalanan, tentunya ingin terhindar dari adanya kecelakaan. Namun sebenarnya, ada sebuah teori yang mengatakan kalau kecelakaan fatal bermula dari kecelakaan-kecelakaan kecil.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, Sony Susmana mengatakan, piramida kecelakaan ini terdiri dari tiga bagian, paling bawah yaitu near miss, kemudian incident, selanjutnya accident dan puncaknya yaitu fatality.

“Near miss ini artinya hampir kecelakaan di jalan, kalau diabaikan oleh pengemudi, ujung-ujungnya akan kecelakaan. Berdasarkan grafik piramida potensi kecelakaan, 1 kali accident berpotensi dari 29 kali incident dan 29 incident potensi dari 300 kali near miss,” ucap Sony kepada Kompas.com, Senin (7/9/2020).

Baca juga: Alphard Tabrak Truk, Contoh Bahaya Berkendara di Jam Istirahat Tubuh

Piramida kecelakaanistimewa Piramida kecelakaan

Sony mengatakan, near miss itu seperti hampir menyerempet motor, hampir nabrak pohon, hampir keluar jalur, dan lainnya. Jika dari near miss ini diabaikan, lama-kelamaan tentunya akan berakibat insiden.

“Pramida kecelakaan pasti begitu, bisa lebih kecil lagi jika pengemudinya ngeyel. Apalagi jika di lalu lintas kota, bisa-bisa 1 kali incident berpotensi dari 5 kali near miss,” kata Sony.

Baca juga: Selain Rusak Jalan, Truk ODOL Juga Merusak Kapal Penyeberangan

Jika pengemudi mengurangi kejadian-kejadian near miss di jalanan, bisa jadi kemungkinan kecelakaan akan berkurang. Jika kejadian near miss tadi diabaikan, tidak ada perubahan cara mengemudi drivernya, tentu bisa berakibat kecelakaan.

“Kalau incident itu masuk kategori ringan seperti serempet, kerusakan kendaraan. Tapi kalau accident kategorinya berat, ada korban cedera, dan paling parah itu fatality, ada korban meninggal,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com