JAKARTA, KOMPAS.com - Yamaha akhirnya menemukan penyebab mogoknya mesin YZR-M1 yang digunakan oleh Valentino Rossi, Franco Morbidelli, dan Maverick Vinales. Meski solusinya mudah, tapi situasinya cukup sulit.
Penyebab mogoknya M1 diyakini karena ada cacat komponen di bagian mesin. Tapi, tidak ada hubungannya dengan panasnya cuaca atau peningkatan kecepatan mesin, seperti yang dijelaskan oleh Direktur Pelaksana Yamaha Motor Racing Lin Jarvis.
Baca juga: Curhat Rossi Soal Teknisi Yamaha yang Keras Kepala
Jika komponen yang cacat sudah ditemukan, solusinya adalah harus diproduksi kembali dengan kualitas yang sudah ditentukan. Setelah itu, Direktur Teknis MotoGP Danny Aldridge harus meminta persetujuan dari semua tim terkait penggantian komponen tersebut.
Di sinilah letak kesulitannya, karena spesifikasi mesin yang digunakan Yamaha untuk 2020 dan 2021 sudah dihomologasikan pada Maret lalu, bersamaan dengan pabrikan lainnya. Yamaha sudah menyegel semua mesin YZR-M1 dan semua sudah digunakan.
Segel tersebut hanya bisa dibuka oleh Jordi Perez, teknisi dari IRTA, jika motor belum pernah meninggalkan pit dengan mesin tersebut.
Baca juga: Rossi Optimistis dengan Ubahan Radikal pada Motornya
Salah satu yang tidak bisa memberikan persetujuan pada Yamaha adalah Mike Leitner, Manajer Balap KTM. Menurutnya, masalah tersebut tidak ada hubungannya dengan keamanan. Namun, bisa saja berhubungan dengan keamanan jika mesinnya jebol hingga menyebabkan tumpahan oli yang tercecer di trek.
"Yamaha harus meminta persetujuan aliansi pabrikan MSMA agar menyetujui penggantian komponen tersebut," ujar Danny, dikutip dari Speedweek.com.
Menurut Danny, komponen yang diganti juga tidak boleh berkontribusi terhadap peningkatan performa. Situasi yang serupa pernah terjadi beberapa tahun lalu di kelas Moto3.
Saat itu, Honda, KTM, Mahindra, dan Peugeot, memiliki komponen mesin yang harus diganti di pertengahan musim. Alasan keamanan yang memperbolehkannya.
"Kami tahu aturannya. Kami sedang mencari semua opsi bagaimana kami bisa melepas bagian yang cacat tersebut," kata Lin Jarvis.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.