JAKARTA, KOMPAS.com – Kendaraan niaga seperti truk dan bus memiliki model ban belakang ganda. Hal ini dikarenakan kendaraan niaga harus memikul beban yang berat, sehingga butuh ban ganda pada bagian belakangnya.
Namun dari penggunaan model ganda tersebut, ban bagian dalam cenderung lebih bermasalah dibanding yang bagian luar. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Independent Tire Analyst dan Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk (Aptrindo) Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Bambang Widjanarko mengatakan, ban pada bagian dalam jarang diperiksa oleh awak kendaraan.
Baca juga: Perluas Pasar, Viar Rilis 2 Varian Sepeda Listrik
“Ban yang berada di posisi dalam model ganda lebih tidak terpantau dibanding yang berada di posisi luar,” kata Bambang kepada Kompas.com, Senin (3/8/2020).
Kemudian kondisi jalan di Indonesia yang tidak rata juga membuat distribusi beban pada ban yang tidak merata. Biasanya ban bagian dalam pada model ganda mendapatkan distribusi beban yang lebih berat dibanding posisi luar.
Masalah yang sering timbul pada ban bagian dalam yaitu rib tear (telapak tercabik) dan impact break (benturan). Apalagi untuk bagian belakang sebelah kiri. Kontur jalan bagian tengah lebih tinggi daripada pinggir, sehingga beban sedikit condong ke sebelah kiri.
Baca juga: Ganjil Genap Berlaku, Pelanggar Masih Ditoleransi
“Jalanan di Indonesia juga tidak selamanya lebar dan luas untuk truk, maka sering ban sisi kiri truk turun menyisir aspal, atau anjlok ke bahu jalan,” ucap Bambang.
Kalau ban turun dari aspal kan sering menghantam trotoar, batu, patok dan lainnya, itu lah yang menyebabkan impact break. Sedangkan sisi kanan tidak mengalami hal tersebut karena tidak turun dari aspal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.