Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efektifkah Semprot Cairan Disinfektan Sebelum Pakai Helm Ojol?

Kompas.com - 09/06/2020, 16:01 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini wilayah DKI Jakarta sudah memasuki masa transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), ojek online (ojol) pun sudah diperbolehkan untuk mengankut penumpang kembali.

Meski demikan, protokol kesehatan tetap diterapkan untuk para driver atau pun penumpang. Salah satunya adalah, imbauan untuk membawa helm sendiri bagi para penumpang, langkah tersebut dinilai bisa menekan penyebaran virus Covid-19.

Namun nyatanya, tidak sedikit para penumpang yang enggan membawa helm sendiri saat menggunakan jasa ojol.

Baca juga: Minat MPV Murah di Bawah Rp 200 Juta, Ini Daftarnya

“Membawa helm sendiri sebenarnya merupakan anjuran, bukan kewajiban. Mungkin banyak pertimbangan penumpang ketika ingin membawa helm sendiri, entah repot atau berat,” Ketua Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua (GARDA) Indonesia, Igun Wicksono, kepada Kompas.com, Selasa (9/6/2020)

Pengemudi ojek online dengan penumpangnya melintas di Kawasan Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (8/6/2020). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengizinkan pengemudi ojek online beroperasi untuk mengangkut penumpang selama PSBB transisi dengan menerapkan protokol kesehatan.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Pengemudi ojek online dengan penumpangnya melintas di Kawasan Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (8/6/2020). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengizinkan pengemudi ojek online beroperasi untuk mengangkut penumpang selama PSBB transisi dengan menerapkan protokol kesehatan.

Igun mengatakan, pengemudi ojek online tetap menyediakan helm untuk penumpang. Helm tersebut pastinya selalu dijaga kebersihkannya oleh para driver.

“Kita juga meminta kerja sama dari para penumpang yang ingin tetap menggunakan helm ojol, untuk selalu menaati kepatuhan dan membersihkan helm tersebut secara mandiri. Misal, menyemprotkan cairan disinfektan atau alkohol ketika akan digunakan,” katanya.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Isi BBM Perlu Goyangkan Mobil?

Lantas, apakah cairan disinfektan yang disemprotkan ke helm tersebut efektif dalam menangkal virus?

Dokter Umum Rumah Sakit Pertamina Bina Medika, Daniel Bramantyo, mengatakan, barang yang digunakan secara bersama, termasuk helm, memiliki peluang untuk penggunanya tertular infeksi.

“Walaupun sudah disemprotkan disinfektan, lebih baik bawa helm sendiri. Sebab, cairan disinfektan tersebut hanya bersifat mengurangi, namun belum tentu 100 persen efektif membunuh virus atau kuman,” kata Daniel saat dihubungi Kompas.com.

Daniel menyarankan, jika memungkinkan lebih baik masyarakat menggunakan kendaraan pribadi dalam kondisi seperti pandemi seperti saat ini. Tetapi, jika terpaksa menggunakan transportasi umum, sebaiknya menggunakan barang pribadi (seperti helm) dan tidak berbagi dengan orang lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau