Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Tahu Mayoritas Bus AKAP Pakai Sasis Mesin Belakang?

Kompas.com - 09/06/2020, 11:42 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Bus antar kota antar provinsi (AKAP) yang sering digunakan untuk perjalanan jauh kadang menggunakan bus dengan mesin belakang. Padahal bus besar juga ada yang menggunakan mesin depan.

Lalu mengapa kebanyakan bus AKAP menggunakan model mesin belakang daripada depan?
Deputy GM Product Division PT Hino Motors Sales Indonesia Prasetyo Adi, mengatakan, bus dengan mesin belakang memiliki beberapa keunggulan jika dipakai untuk bus AKAP.

Mesin belakang suaranya tidak masuk ke kebin, jadi terdengar lebih lembut. Kemudian untuk pemeriksaan dan perbaikan mesin lebih mudah,” kata Prasetyo kepada Kompas.com belum lama ini.

Baca juga: Toyota Yaris Cross Tepergok Mulai Dikirim ke Diler

Sepakat dengan Prasetyo, Dimas Raditya, anggota dari forum Bismania Indonesia, mengatakan, selain lebih hening suaranya, suspensinya juga empuk jika dibanding bus bermesin depan.

“Lebih nyaman, karena setelan suspensi lebih empuk dan sudah banyak juga yang sudah mengadopsi suspensi udara,” ucap Dimas kepada Kompas.com.

Suspensi yang disetel lebih empuk membuat penumpang merasa lebih nyaman ketika bepergian jauh. Selain itu, bus dengan menggunakan mesin belakang bisa lebih hemat dalam perjalanan jauh dengan kecepatan yang konstan.

Baca juga: Boleh Angkut Penumpang Lagi, Ojek Online Terapkan Protokol Kesehatan

Dimas menjelaskan, bus dengan mesin di belakang bisa lebih hemat bahan bakar dibanding bus bermesin depan saat dalam kecepatan tinggi dan konstan. Namun ada satu kekurangan dibanding bus bermesin depan.

“Kekurangannya, harga sasis bus mesin belakang cenderung lebih mahal daripada bus bermesin depan,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
[FULL] Kapolri soal Pantauan Arus Mudik Lebaran 2025: Fatalitas dan Keamanan Lebih Baik dari Tahun
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau