Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/04/2020, 15:22 WIB
Gilang Satria,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyebaran virus covid-19 atau corona dan imbauan agar masyarakat beraktivitas dari rumah, work form home (WFH) mempengaruhi banyak sektor termasuk pada transaksi jual beli mobil bekas.

Andi, pedagang mobil bekas dari showroom Jordy Motor MGK Kemayoran, Jakarta, mengatakan, selama dua pekan terakhir setelah pemberlakuan social distancing jarang sekali pengunjung membeli mobil.

Baca juga: Kisaran Harga MPV Murah Bekas April 2020, Mulai Rp 85 Jutaan

"Buat beli mobil mungkin hampir tidak ada pengunjung, yang keliling (melihat-lihat) yang reguler saja, mungkin yang habis jual mobil kemudian beli mobil bekas lagi buat transportasi," kata Andi kepada Kompas.com, Kamis (2/4/2020).

Sedan BMW 320i lansiran 2007 yang dijual di diler mobil bekas Auto Ritz, Jalan Tole Iskandar, Depok, Selasa (13/2/2018).Kompas.com/Alsadad Rudi Sedan BMW 320i lansiran 2007 yang dijual di diler mobil bekas Auto Ritz, Jalan Tole Iskandar, Depok, Selasa (13/2/2018).

Andi mengatakan, social distancing sangat berpengaruh terhadap bisnis jual beli mobil. Bahkan bukan hanya dari jumlah pengunjung, showroom mobil bekas pun juga pada tutup.

"Pengaruhnya banyak sekali, sebab leasing tutup dan tidak berani memberi TDP, otomatis smua berubah, tapi kami juga belum putuskan apa-apa. Beberapa showroom juga masih tutup," katanya.

Baca juga: Tanpa Alat Canggih, Begini Deteksi Kerusakan Kaki-kaki Mobil Bekas

Untuk mensiasati pengunjung yang berkurang sejak adanya social distancing, Andi mengatakan pihaknya kini gencar berjualan lewat online.

"Kita pakai sistem online, jadi sistemnya janjian, walaupun masih ada pegawai di shoowroom. Kalau ada yang suka kita bikin ketemuan, terus kita pakai masker pakai penutup ya begitu saja," katanya.

Ungkapan senada juga disampaikan Hans, salah seorang pedagang mobil bekas di WTC Mangga Dua. Menurut dia, efektifnya sekarang ini berjualan lewat situs jual beli online. Sebab, masyarakat juga takut untuk keluar rumah.

"Online saja lumayaan sepi, tetapi tidak seramai biasanya. Harapan kami bisa cepat kembali normal semuanya " ucap Hans saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/4/2020).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com