JAKARTA, KOMPAS.com – Dalam membeli mobil bekas, konsumen harus lebih waspada saat melakukan pengecekan. Anda bisa mulai dari kondisi bodi, interior, mesin, dan jangan lupa bagian kaki-kaki.
Untuk pemeriksaan lengkap sekaligus dibaca riwayat servisnya, Anda bisa membawa mobil tersebut ke bengkel resmi.
Namun Anda juga bisa mengecek kerusakan kaki-kaki mobil lewat deteksi singkat, terutama saat mengincar mobil bekas.
Baca juga: Jokowi: Penangguhan Kredit Kendaraan Dimulai 1 April 2020
Lewat indera penglihatan dan pendengaran, sebetulnya kita bisa memastikan kondisi komponen per, sokbreker, dan bushing arm dalam keadaan baik atau tidak.
“Pertama, lihat kondisi mobil di permukaan yang rata. Kalau posisi mobil miring ke salah satu sisi, maka salah satu per diperkirakan rusak,” ujar Kepala Bengkel Auto2000 Cibinong Deni Adrian, kepada Kompas.com belum lama ini.
Deni mengatakan, secara umum per memiliki usia pakai yang lama. Namun jika mobil sering melewati jalan rusak dan membawa beban yang berat, bukan tak mungkin masa pakainya jadi lebih cepat.
Baca juga: Ignis Facelift Tiba di Indonesia, Ini Kata Suzuki
Sama halnya dengan per, sokbreker juga kerap bermasalah dengan hal tersebut. Secara fisik, sokbreker yang mulai lemah ditandai dengan adanya rembesan oli di sekitarnya.
“Sokbreker berfungsi meredam ayunan berlebih dari gerakan per. Kalau ayunan mobil saat melewati polisi tidur lebih dari satu kali, tandanya sokbreker mulai lemah,” kata Deni.
“Hal ini membuat laju mobil tidak stabil, karena bodi akan terus berayun saat lewat jalan bergelombang, terutama pada kecepatan tinggi. Ini bahaya kalau terus dibiarkan,” ucapnya.
Baca juga: Begini Cara Bikin Aki Mobil Tak Mudah Tekor
Terakhir bushing arm, yang berfungsi menghubungkan arm dengan sasis, utamanya agar bagian logam tidak bersinggungan secara langsung. Makanya bushing arm menggunakan karet untuk meredam getaran sekaligus bunyi.
“Tanda karet bushing arm yang sudah retak biasanya ditandai dengan bunyi berdecit saat mobil melewati jalan rusak atau bergelombang,” ujar Deni.
“Kalau sudah makin parah, biasanya bunyi logam makin terdengar, dan setir bisa lari-larian atau tidak presisi lagi,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.