JAKARTA, KOMPAS.com – Menggunakan mobil pasti tidak terlepas dari menyalakan air conditioner (AC). Secara fungsi untuk mendinginkan kabin sehingga berkendara menjadi nyaman dengan suhu yang dingin, apalagi jika cuaca di luar sedang panas.
Dikarenakan udara di luar yang begitu panas, apalagi mobil terjemur di bawah matahari, kadang pemilik langsung menyetel suhu AC paling dingin dan kekuatan angin paling kencang.
Dengan melakukan hal itu, apakah konsumsi bahan bakar minyak (BBM) mobil menjadi lebih boros?
Kelvin, Pemilik dari bengkel spesialis AC Rotary Bintaro, mengatakan, menyetel AC pada suhu paling dingin dengan kecepatan tinggi tidak memengaruhi konsumsi bahan bakar kendaraan.
Baca juga: Mobil Diam Dua Pekan, Awas Jadi Sarang Tikus
“Memang kinerja kompresor akan lebih lama untuk mengubah suhu di kabin yang awalnya panas menjadi dingin. Namun tidak berpengaruh signifikan pada konsumsi bahan bakarnya,” ucap Kelvin kepada Kompas.com belum lama ini.
Kelvin juga mengatakan, jika AC di mobil bekerja sesuai setelan temperatur. Jika menyetel pada suhu paling dingin dan kekuatan angin paling kencang, kabin memang lebih cepat sejuk tetapi kompresor terus bekerja sampai suhu kabin tercapai.
Baca juga: Bukan Masalah Aki, Ini Beberapa Penyebab Lain Mobil Sulit Distarter
Menurut dia, saat kompresor bekerja lebih keras, bepengaruh ke usia pakainya, namun tidak begitu signifikan.
Hal itu dikarenakan pengemudi pasti akan menaikkan suhu dan mengecilkan kecepatan anginnya ketika kabin sudah sejuk.
“Memang kompresor bekerja lebih keras, tetapi pengemudi tidak mungkin pakai suhu yang rendah dan kecepatan angin yang maksimal secara terus-menerus. Jadi setelah suhunya sejuk, pengemudi pasti menyetel kembali suhu ACnya,” ucap Kelvin.
Ac Tak Dingin
Dia mengatakan, kalau sistem pendingin udara di mobil itu luas, ada kompresor, kondensor, evaporator, expansi, dryer, dan motor fan.
Yang membuat dingin itu bukan dari freon-nya saja. Semua komponen yang ada pada AC, saling bekerja berdampingan.
Jadi dingin yang dirasakan itu adalah hasil kondensasi dan evaporasi,” kata Kelvin kepada Kompas.com, belum lama ini.
Freon merupakan gas yang bersiklus pada komponen-komponen yang ada pada AC mobil. Pada dasarnya freon tidak akan berkurang atau habis, kecuali jika ada kebocoran.
Ketika ada indikasi freon berkurang, jangan langsung menambah, harus cari kebocorannya.
“Ketika di cek dan freon berkurang, yang harus dilakukan yaitu cek kebocorannya dulu, lalu perbaiki atau ganti suku cadang yang rusak. Jika sudah, baru di isi kembali freonnya,” ucap Kelvin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.