SOLO, KOMPAS.com- Mencuci sepeda motor sudah menjadi hal yang lumrah dilakukan para pemilik kendaraan. Kebersihan kendaraan juga mencerminkan kepedulian dan rasa sayang pemilik terhadap tunggananya.
Meski begitu, tidak sedikit pemilik motor yang malas untuk mencuci. Padahal, kondisinya cukup kotor baik di bagian bodi, kaki-kaki maupun mesin.
Padahal, selain terlihat bersih, motor yang rutin dicuci juga bisa memperpanjang usia komponen. Sebaliknya, jika jarang dicuci juga akan berpengaruh pada kerusakan komponen.
Terlebih jika habis digunakan saat turun hujan. Air hujan yang mengandung garam bisa membuat sejumlah komponen menjadi cepat rusak.
Kepala Mekanik AHASS Cahaya Sakti Motor, Sragen, Jawa Tengah (Jateng) Joko Purnomo menyampaikan, ada beberapa komponen yang rawan rusak jika sepeda motor jarang dicuci.
Baca juga: Alasan Wajib Cuci Motor Setelah Terabas Banjir
Berikut beberapa komponen yang rawan rusak:
Rantai dan gear menjadi komponen yang cukup vital pada motor, terutama sepeda motor manual seperti bebek maupun motor sport. Maka dari itu kondisinya harus dijaga agar tetap bisa bekerja secara maksimal.
Tetapi, jika pemilik motor tidak mencuci, padahal baru saja digunakan saat hujan maka usia rantai maupun gear juga akan cepat rusak.
“Air hujan mengandung garam, jika sepeda motor tidak segera dicuci setelah digunakan menerjang hujan pastilah akan membuat rantai maupun gear cepat rusak. Rantai bisa saja berkarat dan membuat cepat molor atau aus,” kata Joko kepada Kompas.com, Minggu (23/2/2020).
Baca juga: Efek Buruk Setel Rantai Motor Terlalu Kendur atau Kencang
Motor yang jarang dicuci juga akan membuat usia shockbreaker menjadi berkurang. Peredam kejut tersebut akan cepat rusak karena adanya kotoran yang menempel pada as maupun pada springnya.
Jika kondisi cukup parah, debu atau kotoran yang menempel bisa membuat as shockbreaker tergores. Kondisi ini membuat pemilik kendaraan mau tidak mau harus menggantinya dengan as yang baru.
“Motor yang jarang dicuci juga akan membuat shockbreaker cepat rusak. As shock depan bisa baret, kalau untuk shockbreaker belakang per atau springnya bisa berkarang sehingga kekuatannya menjadi berkurang,” ucap Joko.
Baca juga: Cara Mudah Ketahui Shock Belakang Sudah Minta Ganti
Kotoran yang menempel pada sepeda motor terutama pada bagian mesin dan tidak segera dibersihkan akan berpengaruh pada kinerjanya.
Terutama dalam hal membuang panas yang dihasilkan oleh mesin saat dikendarai.
Jika mesin dalam kondisi bersih maka kerja mesin dalam membuang panas yang dihasilkan juga akan lebih cepat.
“Pengaruh yang ketiga adalah pada mesin. Jika mesin kotor maka pembuangan panas akan lambat ini akan membuat mesin menjadi lebih berat. Begitu pula sebaliknya, kalau mesin bersih maka kinerjanya juga lebih ringan,” ujar Joko.
Kondisi kendaraan yang kotor akan berpengaruh juga pada bearing atau laker-laker yang ada pada sepeda motor. Mengingat, sepeda motor banyak menggunakan laker di bagian kaki-kakinya.
Seperti laker pada roda depan dan juga bagian roda belakang. Jumlah laker pada setiap roda ini lebih kurang dua buah.
Baca juga: Sejarah Panjang Volvo, dari Bearing hingga Mobil, Truk dan Alat Berat
Jika kendaraan dalam kondisi kotor maka kotoran bisa juga masuk pada bagian laker sehingga membuat laker tidak bisa bekerja secara maksimal.
Kotoran yang menempel pada sepeda motor terutama pada bagian bodi jika tidak segera dibersihkan bisa semakin menempel.
Jika kondisi ini terus dibiarkan bukan tidak mungkin akan menyebabkan munculnya jamur pada bodi motor.
Sebaiknya, saat bodi motor kotor segera dibersihkan. Pasalnya, jika sudah terlalu lama maka cara membersihkannya pun akan lebih sulit.
“Bodi motor yang terlalu lama kotor dan dibiarkan bisa menjadi jamur, dan untuk menghilangkannya juga akan semakin sulit,” kata Joko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.