"Kalau kita lihat dari keseluruhan anggota, kurang lebih 50 persen angkotnya sudah di modifikasi, sisanya masih standar," ucap Dany kepada Kompas.com.
Modifikasi yang dilakukan tidak hanya pada bagian sistem audio, pada sisi eksterior juga banyak yang diubah. Bodi angkot dipendekkan dan diberi body kit hingga terlihat ceper.
"Hal yang biasa diubah dari dipendekkan, ganti velg, bemper juga lebih ceper. Kalau bagian interior dilapis lagi kursinya jadi lebih empuk dan ada sistem audio dengan TV di bagian belakang," jelas Dany.
Baca juga: Helm Terkenal Kelewat Mahal, Ada Juga yang Replika
Tujuan dari modifikasi yang dilakukan juga sama seperti MFC, untuk menarik perhatian penumpang agar ingin naik. Selain itu kalau pemilik angkot memang hobi modifikasi, dia pasti memodifikasi mobilnya.
"Sudah pasti untuk menarik minat penumpang naik dan kalau memang hobi, pasti dimodifikasi angkotnya, apalagi pemilik yang masih muda, yang penting eksis angkotnya," jelas Dany.
Baik Dany ataupun Ivan, mereka sangat berharap keberadaan angkot-angkot di Bogor masih bisa selalu eksis. Mereka tidak menampik bila angkot memang dituding sebagai biang kemacetan di Bogor.
Akan tetapi, keberadaan angkot dianggap masih dibutuhkan oleh para pekerja yang ingin ke stasiun, atau siswa yang ingin pergi ke sekolah.
Mereka selalu mengimbau kepada anggotanya, untuk tetap taat kepada peraturan lalu-lintas, tidak ugal-ugalan demi mencari penumpang, dan yang terpenting tidak ngetem di sembarang tempat yang bisa menyebabkan kemacetan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.