SENTUL, KOMPAS.com – Tahun 2015 jadi terakhir kalinya PT Honda Prospect Motor (HPM) menyediakan Honda Freed. MPV pintu geser yang dijual sejak 2009 ini terpaksa dihentikan pemasarannya lantaran tak mendapat hasil penjualan yang menggembirakan.
Honda beralasan tak semua konsumen Indonesia menyukai mobil berbentuk kotak. Konsumen Freed disebut masih ada, namun jumlahnya disebut tidak sebanding effort yang dilakukan HPM untuk mendatangkan mobil tersebut.
“Sekarang begitu enggak ada, malah dicari. Banyak yang cari ya? Kami pertimbangkan,” ujar Business Innovation and Sales Marketing Director PT HPM Yusak Billy, di Sentul. Bogor, Minggu (10/11/2019).
Baca juga: Honda Racing Indonesia Kenalkan All New Brio Musim Balap 2020
Seperti diketahui, pada gelaran Tokyo Motor Show 2019, Honda Freed baru saja diluncurkan dengan tampilan yang serba baru. Model ini telah dijual resmi di Jepang, sementara di Indonesia sepertinya banyak yang tertarik dengan MPV pintu geser ini.
Dari luar desain Freed terbaru jadi lebih membulat, terutama pada desain lampu belakang dan sudut-sudut lampu depan serta bagian gril. Kesan sporty pada generasi sebelumnya seperti ditinggalkan pada model baru ini.
Namun yang pasti Freed jadi makin segar ketimbang pendahulunya. Ruang kabin juga masih sama leganya berkat lantai rata dari depan hingga belakang, dan desain dasbor open cafe. Kelegaan kabin ini turut menunjang daya tampungnya sebagai MPV 7 penumpang.
Baca juga: Serasa Naik Civic, Jazz Generasi Ketiga Jadi Favorit Pebalap
Dari sisi mesin, tercatat Freed terbaru mengusung unit 1.496 cc dengan tenaga 110 dk dan torsi 134 Nm. Sebagai mobil hybrid, Freed juga memiliki motor listrik yang bertenaga 29,5 dk dan torsi 160 Nm.
Billy mengaku, Freed masih punya konsumen loyal di Indonesia. Hal ini ditandai dengan harga bekas yang tergolong bertahan di pasaran. Meski begitu, keraguan muncul jika mengingat catatan angka penjualannya yang tidak berkembang signifikan.
“Sienta bagaimana? Soalnya begitu ada, hilang customer-nya. Sekali lagi, opsi banyak cuma tergantung demand customer. Perkembangannya meningkat atau tidak kami pelajari terus,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.