Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapada Perubahan Bentuk Ban dan Risikonya

Kompas.com - 22/09/2019, 13:45 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada keadaan tertentu, ban kendaraan dapat berubah bentuk menjadi lebih lonjong atau permukaannya datar. Jika sudah seperti ini kendaraan akan menjadi lebih sulit dikendalikan.

Perubahan bentuk pada ban disebabkan beragam faktor. Tapi pada dasarnya adalah karena ada kelalaian dari pemilik kendaraan dalam mengontrol tekanan angin di dalam ban.

"Kalau dalam waktu yang lama ban terpasang di mobil dalam keadaan kurang angin, akhirnya steel belt dari bahan ban tertekuk dan membuat permukaannya datar. Ini biasanya disebut flat spot," ujar Zulpata Zainal, PG-On Vehicle Test (OVT) Manager PT Gajah Tunggal Tbk saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Minggu (22/9/2019).

Baca juga: Minimalkan Dampak Ban Pecah, Perhatikan Speed Index dan Load Index

Foto ban pecah atau meleleh yang disebut karena melindas botol berisi air keras dan beredar di grup-grup percakapan.- Foto ban pecah atau meleleh yang disebut karena melindas botol berisi air keras dan beredar di grup-grup percakapan.

Lalu, ketika mobil dilakukan pengereman mendadak pada kecepatan tinggi, atau hard braking, dengan kendaraan tanpa dilengkapi ABS, maka akan terjadi keausan pada roda depan. Hal ini disebut spot wear.

"Jika tekanan angin pada ban kurang dan dipakai terus-menerus, akan ada perubahan bentuk lain pada bagian samping sisi dalam dan luar karena terjadi keausan," ujar Zulpata.

Sedangkan ketika tekanan angin terlalu tinggi, lanjutnya, keausan bakal terjadi di tengah ban.

Baca juga: Ingat Lagi, Ban Serep Juga Butuh Perawatan Khusus

Ilustrasi ban di permukaan beton Ilustrasi ban di permukaan beton

Untuk mengembalikan ban menjadi bulat kembali, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Pertama ialah mengisi tekanan angin ban sekitar 44 psi dan dijalankan beberapa kilometer. Kalau dirasa bentuk ban telah kembali normal, sesuaikan tekanan anginnya kembali.

"Hal lainnya, lakukan spooring dan balancing guna memeriksa dan membenarkan telapak ban," ujarnya.

Apabila perubahan pada ban tidak segera diperbaiki, maka perubahan tersebut bakal terjadi permanen. Sehingga satu-satunya solusi adalah mengganti ban dengan yang baru.

"Dampak dari perubahan bentuk pada ban ialah, pengendalian kendaraan akan menjadi sulit khususnya saat bermanuver. Daya pengereman juga akan berkurang, sehingga berpotensi untuk mengakibatkan kecelakaan," kata Zulpata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau