Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Komponen Tervital di Mobil Listrik, Salah Sedikit Bisa Terbakar

Kompas.com - 05/09/2019, 13:04 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com – Selain memamerkan beberapa keunggulan teknologi elektrifikasi, gelaran Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2019 turut menjadi momentum finisnya uji coba mobil listrik keliling Indonesia.

Proyek yang digawangi oleh Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS) ini telah dimulai sejak 2 September 2018 hingga 2 September 2019.

Agus Mukhlisin, perwakilan dari Pusat Unggulan Iptek Sistem dan Kontrol Otomotif (PUI-SKO) ITS, mengatakan selama setahun penuh pihaknya melakukan uji coba kendaraan listrik hingga sejauh 12.300 Km.

Baca juga: Tunggu 2 Tahun Lagi, Harga Mobil Listrik Baru Bisa Murah

Mobil Listrik Neo BlitsKOMPAS.com / Aditya Maulana Mobil Listrik Neo Blits

“Kami sudah melakukan Explore Indonesia, dari Sabang sampai Merauke dengan mobil listrik buatan sendiri. Dari inverter, motor listrik, baterai manajemen sistem kami kembangkan sendiri,” kata Agus di hari kedua IEMS 2019.

“Secara engineering, kami sudah percaya diri konsep ini sudah siap diproduksi massal dari sisi engineering, kemudian dari sisi safety juga sudah,” sambungnya pada Kamis (5/9/2019).

Menurutnya, pengalaman keliling Indonesia dengan mobil listrik memberikan sejumlah pengetahuan. Salah satunya soal komponen terpenting yang tidak boleh bermasalah selama perjalanan itu.

Baca juga: Polisi: Mobil Listrik Harus Punya STNK dan BPKB

Rombongan kendaraan listrik yang mengikuti Jambore Kendaraan Listrik Nasional 2019 tiba di garis finis di Kantor PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (3/9/2019). Jambore yang diikuti oleh kendaraan listrik produksi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, ini menempuh jarak 900 kilometer dari Surabaya menuju Jakarta.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Rombongan kendaraan listrik yang mengikuti Jambore Kendaraan Listrik Nasional 2019 tiba di garis finis di Kantor PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (3/9/2019). Jambore yang diikuti oleh kendaraan listrik produksi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, ini menempuh jarak 900 kilometer dari Surabaya menuju Jakarta.

Beragam medan dan cuaca pun berhasil dilelaui tanpa kendala, salah satunya berkat menjaga betul komponen battery pack.

Agus menerangkan, komponen ini jadi salah satu hal yang masih didatangkan dari luar negeri. Bisa jadi battery pack tidak ada cadangannya, jika rusak misi kemungkinan gagal.

Ia bercerita, suatu ketika harus melewati tanjakan terjal di daerah Sulawesi. Dengan torsi melimpah bukan hal sulit bagi mobil listriknya menaklukan medan tersebut.

Namun yang jadi perhatian adalah suhu baterai yang memanas bila terus digeber melewati tanjakan tersebut.

"Kalau saya paksakan nanti temperatur akan naik dan bisa terbakar, makanya komponen yang sangat saya jaga yaitu battery pack-nya. Bayangkan mobil listrik tidak punya bahan bakar, tapi bisa ada ledakan. Nah itu terjadi di baterainya," ujar Agus.

Baca juga: Menanti Standarisasi Charging Station Mobil Listrik

Bagian sasis, mesin, motor elektrik, baterai dari Mitsubishi Outalder PHEV.KOMPAS.com/Agung Kurniawan Bagian sasis, mesin, motor elektrik, baterai dari Mitsubishi Outalder PHEV.

Tak heran, penelitian dan pengembangan soal baterai menjadi fokus utama yang dilakukan ITS. Bagaimana menjaga agar baterai tidak over discharge atau over heat, dan lain sebagainya.

“Sehingga kami juga harus memperlakukan baterai dengan baik. Dan syukurnya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Jarak 12.300 km sudah dijalankan tanpa masalah,” tambah Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau