JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) tengah menyiapkan diri untuk tetap bisa ikut serta di dunia otomotif sebagai penyedia energi bagi kendaraan pasca-pemerintah memantapkan langkah ke era kendaraan listrik berbasis baterai.
Jika terlambat untuk ikut melangkah, Pertamina bisa terkena dampak negatif perkembangan mobil listrik karena akan mempengaruhi penjualan minyaknya sebagai bahan bakar kendaraan.
Selain bakal memperbanyak pengadaan Green Energy Station (GES) yang menyediakan stasiun pengisian kendaraan listrik dan solar panel, serta mengembangkan green fuel, Pertamina berencana untuk produksi baterai kendaraan listrik.
"Selain kami mengembangkan green fuel yakni dari bahan baku vegetable oil, Pertamina juga berencana untuk mengembangkan pabrik baterai nasional," kata Vice President Planning & Commercial RTC (Research and Technology Center) Pertamina, Andianto Hidayat, di Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2019 di Jakarta, Rabu (4/9/2019).
Baca juga: Menanti Standarisasi Charging Station Mobil Listrik
Pertamina, Andianto melanjutkan, bakal menjadi produsen pengelola bahan baterai kendaraan listrik yang sudah dibuat di pabrik baterai listrik di Morowali, Sulawesi Tengah.
"Jadi nanti prosesnya, bahan baku baterai untuk kendaraan listrik akan dibuat di Morowali menjadi anoda atau katoda. Lalu diserahkan ke Pertamina agar menjadi baterai kendaraan listrik utuh," ujarnya.
Andianto juga mengklaim bahwa pihak Pertamina sudah berkoodrinasi dengan pabrik baterai kendaraan listrik di Morowali terkait prihal tersebut.
Demi menjalankan model bisnis baru ini, Pertamina akan investasi sekitar 80 Juta Dollar AS untuk satu lini atau jalur. Seiring perkembangan, investasi akan bertumbuh sesuai dengan respons pasar dan produsen terkait.
Baca juga: Luhut: Indonesia Bisa Jadi Produsen Kendaraan Listrik
Nasib SPBU
Lantas, terkait nasib SPBU, pihak Pertamina akan tetap menyediakan bahan bakar fosil atau cair hingga pada taun 2035. Hanya saja, akan ada beberapa fungsi yang berubah mengikuti perkembangan.
"Seperti adanya super fast charging, konsep bisnis baru karena menunggu pengisian daya mobil listrik membutuhkan waktu 10-15 menit, swap battery untuk motor listrik, dan lainnya," kata Andianto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.