Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapan Pertamina Soal Premium dan Pertalite Dianggap Sumber Polusi

Kompas.com - 20/08/2019, 06:22 WIB
Ruly Kurniawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Demi menyelesaikan masalah kualitas udara di DKI Jakarta, Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), menyarankan untuk menghentikan produksi dan penjualan bahan bakar minyak (BBM) berkualitas rendah seperti Premium 88, Pertalite 90, Solar 48, dan Dexlite.

Hal ini sesuai dengan studi yang dijalankan oleh KPBB, di mana disebutkan bahwa kualitas bahan bakar menjadi salah satu penyebab tingginya emisi gas buang. Lebih jauh, menyumbang polusi udara di wilayah Ibu Kota.

"Ganti dengan memproduksi dan memasarkan BBM yang memenuhi persyaratan teknis kendaraan bermotor," kata Ahmad Safrudin, Direktur Eksekutif KPBB di Jakarta, Jumat (16/8/2019).

Baca juga: Ketahui Dampak Buruk Mobil Murah Pakai BBM Premium dan Pertalite

Menanggapi hal tersebut, External Communication Manager Pertamina (Persero) Arya Dwi Paramita mengatakan, sebenarnya penggunaan bahan bakar kualitas rendah sebagaimana dimaksud KPBB sudah berkurang.

Ilustrasi SPBUKOMPAS/PRIYOMBODO Ilustrasi SPBU

"Karena dari sisi teknologi mesin saat ini, sepeda motor sudah banyak juga yang menggunakan BBM oktan 92. Dari Pertamina juga tetap terus menyosialisasikan hal tersebut, dampak bahan bakar terhadap kendaraan," kata Arya saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Senin (19/8/2019).

Baca juga: 4 Jenis BBM yang Harus Dihapus Pemerintah

Senada dengannya, Kepala Cabang SPBU Pertamina MT Haryono, Paimin, juga mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan sosialisasi tentang penggunaan bahan bakar kualitas rendah. Tetapi tetap saja permintaannya masih cukup tinggi.

"Kita selalu sosialisasikan bahwa bahan bakar akan berpengaruh pada pembakaran. Ketika bahan bakar tidak bisa terbakar sempurna, gas buang akan terdampak dan mesin motor jadi ngelitik," katanya.

Asap yang mengandung banyak gas buang berbahaya dari kendaraan bermotor.dosomething Asap yang mengandung banyak gas buang berbahaya dari kendaraan bermotor.

Hanya saja pihak Pertamina belum bisa mengatakan secara pasti data perkembangan penggunaan bahan bakar kualitas rendah dewasa ini.

"Pastinya, kita akan terus mendukung upaya Pemerintah untuk mengampanyekan BBM berkualitas kepada masyarakat demi lingkungan yang lebih baik. Upaya tersebut dilakukan dengan menyediakan bahan bakar berkualitas di seluruh SPBU di wilayah DKI Jakarta yang berjumlah 259 SPBU, di mana Pertamax Turbo tersedia di 130 SPBU dan Pertamina Dex ada di 160 SPBU tersebut," ujar Arya.

Efek Buruk Mobil Pakai BBM Oktan Rendah

Sementara itu, Totok Trilaksono, Kepala Bengkel Auto2000 Rajabasa, menyarankan kepada pemilik mobil yang masih mengkonsumsi BBM jenis Premium dan Pertalite harus rajin melakukan perawatan berkala.

"Tujuannya, agar bisa tetap menjaga performa kendaraannya mereka. Pasalnya BBM tersebut punya efek yang kurang bagus buat mesin mobil," kata Totok beberapa waktu lalu di Bandar Lampung.

Ilustrasi mesin mobil.KompasOtomotif-Donny Apriliananda Ilustrasi mesin mobil.

Hal pertama yang harus dilakukan kata dia, yaitu perawatan berkala secara rutin, di mana tidak menunda-nundanya. Ini untuk mencegah munculnya gejala-gejala negatif yang bakal dirasakan.

Baca juga: Ini yang Harus Dilakukan Pemilik Mobil Murah Jika Pakai BBM Premium

“Merutinkan servis berkala, bisa menjadi tindakan preventif atau pencegahan. Kita juga bisa melihat history kendaraannya sendiri,” ucap dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com