JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak semua pemilik mobil selalu rutin menggunakan kendaraan dalam setiap aktivitasnya. Beberapa ada yang mengambil opsi menggunakan moda transportasi umum, dan menggunakan mobil hanya pada saat akhir pekan atau momen tertentu saja.
Kondisi tersebut tentu membuat mobil lebih sering menggangur di garasi rumah. Imbasnya membuat jarak tempuh kendaraan juga cenderung lebih kecil bila dibandingkan mobil yang selalu digunakan.
Pada momen tersebut, kebanyakan pemilik mobil lantas beranggapan bila jarang digunakan otomatis akan membuat umur pakai komponen lebih awet. Salah satunya seperti pergantiaan oli mesin yang dianggap bisa lebih lama karena jarak tempuh pergantiannya belum tercapai.
Baca juga: Salah Kaprah Peruntukan Oli Mobil dan Motor
Sayangnya anggapan tersebut tidak dibenarkan oleh Kepala Bengkel Auto2000 Yos Sudarso Suparman. Menurut dia, oli memiliki masa pakai yang bukan hanya tergantung pada jarak tempuh kendaraan saja, tapi juga waktu.
"Meski jarang digunakan dan angka kilometer belum menunjukkan ketentuan untuk mengganti, tapi bila waktunya sudah harus ganti yang tetap ganti. Jadi meski mobil jarang digunakan tapi masa waktu pemakaian komponen sudah habis, ya harus dilakukan pergantian," kata Suparman, awal Juni lalu kepada Kompas.com.
Suparman menjelaskan, dari segi ketentuan, pergantian pelumas mesin sebenarnya sudah ada aturannya. Bila mengambil batasan dari jarak tempuh baiknya dilakukan tiap 10.000 km, sementara untuk kisaran waktunya paling telat dilakukan setiap enam bulan sekali.
Perlu diketahui bila setiap pelumas mesin menggandung zat aditif yang sifatnya tidak bertahan lama. Zat tersebut biasanya dicampur menjadi sebuah formula khusus untuk memberikan perlindungan lebih optimal bagi komponen mesin, misal mencegah proses korosi atau meredam panas yang berlebih.
Baca juga: Asal Tambah Oli Mesin, Siap Tanggung Akibatnya
"Zat pada oli tidak bertahan lama, walau mobil jarang jalan tapi harusnya tetap dilakukan pergantian agar fungsi kandungan aditif pada oli tetap optimal. Belum lagi dengan kondisi oli yang kotor kena serpihan saat menggendap terlalu lama di bagian bawah mesin," ucap Suparman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.