Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/05/2019, 15:02 WIB
Setyo Adi Nugroho,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Isuzu Panther merupakan salah datu multi purpose vehicle (MPV) legendaris di Indonesia. Mobil buatan PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) tersebut kini tinggal menunggu nasib masa depannya bakal berakhir.

MPV yang tercatat terakhir diperbarui pada tahun 2005 lalu ini, kata Isuzu, masih melakukan studi terhadap kelanjutan Panther di masa depan. Ini terkait dengan status mesin diesel yang menghadapi peraturan Euro IV, efektif 2021 mendatang.

“Untuk Panther tahu lah,  situasinya pasti kita menunggu apakah pada saat Euro IV masih hidup atau tidak. Tapi sampai saat ini kita masih produksi,” ucap GM Marketing Division IAMI, Attias Asril saat ditemui di Jakarta, Selasa (21/5/2019).

Menurut Asril, Isuzu belum memiliki mesin kecil yang memenuhi standar Euro IV. Itu sebabnya pihaknya ingin melihat momentum 2021 mendatang apakah mesin yang saat ini bisa memenuhi atau tidak.

Baca juga: Pamor Isuzu Panther Pikap Ikut Meredup

Isuzu sendiri masih terus berusaha mencari kemungkinan Panther terus berlanjut. Namun diakui untuk mesin baru sesuai spesifikasi Panther, Isuzu belum punya.

“Dan lagi, Isuzu sendiri sedang fokus ke komersial. Untuk mesin komersial dengan tenaga besar tidak mungkin digunakan sekelas Panther. Prinsipal fokus komersial, kecuali kita bikin mesin sendiri,” ucap Asril.

Panther sendiri sempat dikirim ke pasar Filipina namun pasarnya sudah berhenti sejak Isuzu memperkenalkan Mu-X.

“Indonesia jadi satu-satunya yang jual Panther. Ini karena DNA dan asalnya dari kita,” ucap Asril.

Terakhir diperbarui pada 2005, Isuzu memberikan facelift pada 2013 lalu. Panther ditawarkan dengan varian Grand Touring dan LV Adventure. 

Dari penjualan selama Januari-April 2019, Panther terdistribusi sebanyak 238 unit.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com