Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/01/2019, 07:22 WIB
Stanly Ravel,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Selain datang sebagai multi pupose vehicle (MPV), Isuzu Panther juga dipasarkan dalam bentuk pikap. Meski bermain di segmen yang berbeda, tapi bicara soal performa penjualan, sama-sama sudah mulai tergerus oleh kompetitor.

Menurut General Manager Marketing Division PT IAMI Attias Asril, model pikap dari Panther sempat menjadi salah satu kontributor besar bagi Isuzu. Namun, semenjak banyak pilihan produk di segmen sama yang datang menggunakan mesin bensin, maka pamornya mulai meredup.

"Untuk pasar Panther pikap itu tidak jauh beda dengan minibus (pasarnya turun). Faktornya karena pilihan pikap dari beragam merek mulai banyak, kita pasarnya mulai mengecil dan konsumen banyak yang beralih ke pikap bermesin bensin," ucap Attias saat dihubungi Kompas.com, Jumat (25/1/2019) lalu.

Baca juga: Ini Titik Akhir Perjalanan Isuzu Panther di Indonesia

Meski tak meneybutkan secara spesifik angka penjualannya, namun Atiias menjelasakan banyak konsumen beralih ke pikap mesin bensin karena lebih muda. Isuzu pun sebenarnya memiliki pilihan pikap lain seperti D-Max dan Traga, namun dari sisi harga kalah bersaing dengan pikap bermesin bensin.

Angkot M08 trayek Tanah Abang-Kota kembali beroperasi pada Selasa (23/1/2018).KOMPAS.com/David Oliver Purba Angkot M08 trayek Tanah Abang-Kota kembali beroperasi pada Selasa (23/1/2018).

Karena faktor tersebut, akhirnya banyak konsumen yang beralih menggunakan mereka lain. Menurut Attias, paling mudah dilihat dari armada angkutan kota (angkot) saat ini, bila dulu banyak yang menggunakan Panther sebagai basisnya, kini diisi oleh mobil bermesin bensin seperi Gran Max, Suzuki APV, dan lain sebagainya.

"Salah satu penjualan terbesar Panther pikap dulu berasal dari konsumen fleet untuk angkot, tapi sekarang rata-rata yang baru sudah pakai mesin bensin karena dari segi harga yang mungkin lebih murah," ucap Attias.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com