JAKARTA, KOMPAS.com - Toyota Indonesia sudah melakukan riset untuk pengembangan teknologi mobil elektrifikasi, bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian, Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Penelitian dilakukan sejak April-September 2018 di Bandung, Yogyakarta, dan Jabodebek (Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi).
Penelitian dilakukan untuk mempelajari secara riil bagaimana teknologi mobil elektrifikasi, yakni hibrida dan hibrida plug-in, digunakan reguler di Indonesia. Pengetesan dilakukan dengan beragam kondisi geografis dan situasi jalan yang mewakili Indonesia, menempuh ratusan kilometer.
Lantas bagaimana hasilnya?
Menurut Director Administration, Corporate, & External Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azzam, hasilnya menunjukan potensi pasar yang cukup bagus. Mobil hibrida langsung mampu memberikan ekonomi konsumsi BBM hingga 50 persen, sedangkan hibrida plug-in 75 persen.
"Artinya kedua teknologi itu paling cocok untuk diterapkan dengan kondisi Indonesia sekarang ini, sebelum beralih ke listrik murni," ucap Bob ketika berbincang dengan Kompas.com di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (11/12/2018) malam.
Baca juga: TMMIN Tularkan Ilmu Produksi, Kembangkan Rantai Pasok Otomotif
Bob menjelaskan, secara infrastruktur juga tidak membutuhkan ubahan yang signifikan, karena kedua teknologi itu masih menggunakan bahan bakar minyak (BBM), dan juga berat dan besar dari baterai pada mobil tersebut lebih ringan ketimbang listrik murni. Hasil penghematan yang ditawarkan sudah begitu signifikan besar dan relatif tanpa butuh investasi besar.
"Tentunya kita juga harus mempertimbangkan kondisi pasar dan juga keinginan konsumen. Secara hasil penelitian bagus, sehingga mendorong kami untuk segera menjual mobil berteknologi hibrida dan hibrida plug-in, tetapi menunggu regulasinya dulu," kata Bob.
Setelah regulasi dikeluarkan, lanjut Bob Toyota setidaknya membutuhkan waktu sekitar lima tahun lagi untuk mempersiapkan semua, termasuk model yang cocok dijual di Indonesia, hingga infrastruktur, serta lain sebagainya.
"Sesuai dengan target global Toyota bahwa 2025 akan mulai dengan teknologi tersebut," ucap Bob.
Pemerintah Indonesia berniat mengurangi impor BBM, seiring menyeimbangkan neraca perdagangan. Salah satu opsi yang mau dikejar adalah, 20 persen penjualan mobil baru pada 2025 berteknologi elektrifikasi, baik itu hibrida, PHEV, maupun EV, sekaligus menekan emisi gas buang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.