Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Ingin Manfaatkan Kekosongan Industri Otomotif Australia

Kompas.com - 29/06/2018, 17:22 WIB
Alsadad Rudi,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian menargetkan Australia nantinya bisa jadi pangsa pasar mobil buatan Indonesia.

Menperin Airlangga Hartarto menyatakan saat ini tak ada industri otomotif di Australia. Kondisi itulah yang perlu dimanfaatkan untuk menggenjot ekspor mobil dalam bentuk utuh atau completely build up (CBU) asal Indonesia ke negara tersebut, baik yang bermesin bahan bakar konvensional maupun listrik.

"Industri automotif di sana tutup semua. Ini menjadi peluang bagi kita," kata Airlangga dikutip dari laman resmi Gaikindo, Kamis (28/6/2018).

Baca juga: Australia Pasar Potensial Sedan dari Indonesia

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto saat menjajal atau test drive mobil Mitsubishi Outlander hybrid di Kemenperin, Jakarta, Senin (26/2/2018).KOMPAS.com/ PRAMDIA ARHANDO JULIANTO Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto saat menjajal atau test drive mobil Mitsubishi Outlander hybrid di Kemenperin, Jakarta, Senin (26/2/2018).

Khusus untuk mobil listrik, Australia disebut masih meminta agar produk tersebut terdiri dari komponen lokal dengan komposisi 40 persen buatan negara ASEAN.

Namun pemerintah Indonesia masih berupaya agar komposisi tersebut dikurangi sedikit menjadi 20-30 persen.

Baca juga: Indonesia Punya Bahan Baku Baterai Mobil Listrik

"Ini yang masih dinegosiasikan," ucap Airlangga.

Chief Officer MV Prometheus Leader M Edwin Kabalican mengawasi proses muat mobil Yaris Sedan produksi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, di dermaga Car Terminal,  Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (10/6/2015). Mobil-mobil ini akan diekspor ke sejumlah negara, antara lain di Timur Tengah.KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Chief Officer MV Prometheus Leader M Edwin Kabalican mengawasi proses muat mobil Yaris Sedan produksi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, di dermaga Car Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (10/6/2015). Mobil-mobil ini akan diekspor ke sejumlah negara, antara lain di Timur Tengah.

Rencana mengincar Australia sebagai pangsa pasar eskpor otomotif Indonesia bukan yang pertama diutarakan Airlangga.

Pada Maret silam, Airlangga juga menyatakan salah satu alasan pemerintah menurunkan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) sedan, bertujuan agar semakin banyak produsen otomotif dalam negeri yang memproduksi mobil jenis tersebut untuk kebutuhan ekspor.

Baca juga: Toyota Indonesia Siapkan New Vios untuk Australia

Sebab sedan adalah jenis mobil yang paling diminati di banyak negara, termasuk Australia.

Mobil-mobil produksi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, saat tiba di dermaga Car Terminal,  Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (10/6/2015). Mobil-mobil ini akan diekspor ke sejumlah negara, antara lain di Timur Tengah.KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Mobil-mobil produksi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, saat tiba di dermaga Car Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (10/6/2015). Mobil-mobil ini akan diekspor ke sejumlah negara, antara lain di Timur Tengah.

Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) I Gusti Putu Surywirawan menyatakan, peluang ekspor kendaraan Indonesia ke pasar Australia cukup besar.

Sebab mengacu ke roadmap Making Indonesia 4.0, industri otomotif menjadi salah satu dari lima sektor manufaktur yang diprioritaskan.

Baca juga: Dunia Minta Sedan, Kenapa Indonesia Cuma Jago MPV?

Di dalam roadmap tersebut, pemerintah akan memacu industri otomotif nasional agar mampu meningkatkan ekspor kendaraan bermesin konvensional atau internal combustion engine (ICE) dan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau