Jakarta, KOMPAS.com - Batu bara merupakan salah satu bahan baku yang kerap dipakai untuk pembangkit tenaga listrik. Namun penggunaan bahan baku ini dianggap bisa menghilangkan makna keberadaan mobil listrik.
Selaku distributor resmi VW dan Audi di Indonesia, Marketing and PR Department Manager PT Garuda Mataram Motor (GMM) Herry Noverino menyatakan, mobil listrik adalah pengembangan teknologi di dunia otomotif yang bertujuan agar kendaraan di masa depan lebih ramah lingkungan.
Baca juga : Cemari Laut, Polisi Berhentikan Bongkar Muat Batu Bara
Aspek itulah yang dinilai tak ditemukan jika listrik yang dipasok masih mengandalkan batu bara.
"Solar, batu baru kan menimbulkan emisi juga. Jadi kalau kendaraannya ramah lingkungan, seharusnya pasokan listriknya juga ramah lingkungan," kata Herry di Jakarta, Rabu (2/5/2018).
Menurut Herry, permasalahan seputar bahan baku pembangkit listrik ini jadi isu tersendiri dalam penyediaan infrastruktur pendukung kendaraan listrik. Tidak cuma di Indonesia, tapi juga di China.
Berbeda halnya dengan di Eropa. Menurut Herry, di benua biru, penggunaan kendaraan listrik sudah selaras dengan bahan baku pembangkit tenaga listrik yang ramah lingkungan pula, yakni energi sinar matahari.
Baca juga : Akibat Ledakan Gas, 13 Pekerja Tambang Batu Bara China Tewas
"Kalau di China listriknya belum sepenuhnya dari energi matahari, masih mengandalkan solar dan batu bara juga," ucap Herry.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.