Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Kerusakan Mobil Akibat Banjir dan Biaya Perbaikannya

Kompas.com - 18/02/2018, 17:05 WIB
Alsadad Rudi,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

Jakarta, KOMPAS.com - Sejumlah wilayah di Jakarta terendam banjir dampak dari hujan deras yang mengguyur pada Kamis (15/2/2018). Khusus pemilik mobil yang bermukim di wilayah rawan banjir, sangat disarankan tidak menyimpan kendarannya sementara waktu di rumah. Sebab ada potensi kerugian yang relatif besar jika mobil sampai terendam banjir.

Service Manager Bengkel Auto2000 GDC Depok Deni Andrian mengatakan, bila ketinggian banjir sampai merendam ruang mesin, masalah yang umumnya ditemui adalah rusaknya electronic control unit (ECU). ECU adalah salah satu perangkat terpenting yang menjadi otak kendaraan.

Alat ini punya beberapa fungsi, di antaranya mengatur pengapian dan suplai bahan bakar ke mesin. Jika sampai korslet, Deni menyebut ECU harus diganti dan biayanya relatif mahal. Deni mencontohkan untuk ECU Toyota Avanza harganya bisa mencapai Rp 12 juta.

"ECU-nya saja untuk Avanza bisa Rp 12 juta," kata Deni kepada Kompas.com.

Sejumlah kendaraan bermotor melintasi jalur lambat Jalan Bypass di kawasan Sunter, Jakarta Utara, yang terendam banjir, Kamis (15/2/2018)KOMPAS.COM/Ardito Ramadhan D Sejumlah kendaraan bermotor melintasi jalur lambat Jalan Bypass di kawasan Sunter, Jakarta Utara, yang terendam banjir, Kamis (15/2/2018)

Menurut Deni, tingkat kerusakan pada mobil yang bisa menyebabkan kerugian hingga puluhan juta adalah water hammer. Water hammer adalah kondisi ketika air masuk ke ruang pembakaran di dalam mesin.

Jalur masuk air paling memungkinkan biasanya dari saringan udara yang terlalu dekat dengan genangan air yang meninggi. Kerusakan akibat water hammer diakibatkan bengkoknya setang piston yang juga berpotensi merusak komponen lainnya.

Menurut Deni, kondisi lebih parah bisa terjadi jika pergerakan piston menghantam blok mesin. Sebab bisa mengharuskan mesin diganti baru. Adapun total biaya yang dihabiskan bisa mencapai kisaran Rp 50 juta - Rp 80 juta.

Kondisi kemacetan dan banjir di Jalan Letjen Soeprapto, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (15/2/2018)KOMPAS.COM/Ardito Ramadhan D Kondisi kemacetan dan banjir di Jalan Letjen Soeprapto, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (15/2/2018)

Tidak hanya kerugian materi, proses pergantian mesin juga memakan waktu yang relatif lama. Karena suku cadang yang dibutuhkan bukanlah suku cadang yang langsung tersedia (fast moving) seperti halnya servis dan perbaikan biasa. Belum lagi, pergantian mesin harus melalui proses pelaporan ke kepolisian. Karena polisi harus mengecek nomor mesin guna mencegah mobil yang berstatus curian.

Karena mahalnya biaya perbaikan disertai rumitnya proses pengurusan, pemilik mobil yang bermukim di wilayah rawan banjir sebaiknya tidak menyimpan kendarannya sementara waktu di rumah. Selain itu bila di jalan menemui jalan yang tergenang, solusi terbaik adalah mencari rute lain.

Interior

Selain mesin, sektor lain dari mobil yang biasanya kena dampak apabila terendam banjir adalah interior. Dalam banyak kasus, sisa banjir yang merendam interior meninggalkan lumpur tebal yang mengotori lantai, karpet, jok hingga dashboard.

Relatif sulit untuk membersihkan kotoran di interior mobil bila kondisinya sudah sangat parah, apalagi di bagian-bagian yang sempit. Namun bila dibiarkan, kotoran ini bisa meninggalkan bau tak sedap.

Untuk membersihkan interior, pemilik mobil bisa mendatangi jasa cuci mobil yang melayani pembersihan menyeluruh atau car detailing. Ongkos jasa yang dikenakan biasanya mencapai sekitar Rp 3 jutaan.

Kondisi interior mobil yang baru habis terendam banjir.Mivecblog.com Kondisi interior mobil yang baru habis terendam banjir.

Hadiyatma, pemilik dari Qals Auto Care yang melayani car detailing di Depok mengatakan, butuh waktu sekitar seminggu untuk membersihkan interior mobil yang terendam banjir. Saat proses pembersihan, seluruh jok mobil akan dibongkar.

"Kalau sudah kotor semua karena terendam harus dibongkar semua, termasuk seluruh jok," kata Adit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com