Jakarta, KOMPAS.com - Sejumlah wilayah di Jakarta terendam banjir dampak dari hujan deras yang mengguyur pada Kamis (15/2/2018). Khusus pemilik mobil yang bermukim di wilayah rawan banjir, sangat disarankan tidak menyimpan kendarannya sementara waktu di rumah. Sebab ada potensi kerugian yang relatif besar jika mobil sampai terendam banjir.
Service Manager Bengkel Auto2000 GDC Depok Deni Andrian mengatakan, bila ketinggian banjir sampai merendam ruang mesin, masalah yang umumnya ditemui adalah rusaknya electronic control unit (ECU). ECU adalah salah satu perangkat terpenting yang menjadi otak kendaraan.
Alat ini punya beberapa fungsi, di antaranya mengatur pengapian dan suplai bahan bakar ke mesin. Jika sampai korslet, Deni menyebut ECU harus diganti dan biayanya relatif mahal. Deni mencontohkan untuk ECU Toyota Avanza harganya bisa mencapai Rp 12 juta.
"ECU-nya saja untuk Avanza bisa Rp 12 juta," kata Deni kepada Kompas.com.
Menurut Deni, tingkat kerusakan pada mobil yang bisa menyebabkan kerugian hingga puluhan juta adalah water hammer. Water hammer adalah kondisi ketika air masuk ke ruang pembakaran di dalam mesin.
Jalur masuk air paling memungkinkan biasanya dari saringan udara yang terlalu dekat dengan genangan air yang meninggi. Kerusakan akibat water hammer diakibatkan bengkoknya setang piston yang juga berpotensi merusak komponen lainnya.
Menurut Deni, kondisi lebih parah bisa terjadi jika pergerakan piston menghantam blok mesin. Sebab bisa mengharuskan mesin diganti baru. Adapun total biaya yang dihabiskan bisa mencapai kisaran Rp 50 juta - Rp 80 juta.
Tidak hanya kerugian materi, proses pergantian mesin juga memakan waktu yang relatif lama. Karena suku cadang yang dibutuhkan bukanlah suku cadang yang langsung tersedia (fast moving) seperti halnya servis dan perbaikan biasa. Belum lagi, pergantian mesin harus melalui proses pelaporan ke kepolisian. Karena polisi harus mengecek nomor mesin guna mencegah mobil yang berstatus curian.
Karena mahalnya biaya perbaikan disertai rumitnya proses pengurusan, pemilik mobil yang bermukim di wilayah rawan banjir sebaiknya tidak menyimpan kendarannya sementara waktu di rumah. Selain itu bila di jalan menemui jalan yang tergenang, solusi terbaik adalah mencari rute lain.
Interior
Selain mesin, sektor lain dari mobil yang biasanya kena dampak apabila terendam banjir adalah interior. Dalam banyak kasus, sisa banjir yang merendam interior meninggalkan lumpur tebal yang mengotori lantai, karpet, jok hingga dashboard.
Relatif sulit untuk membersihkan kotoran di interior mobil bila kondisinya sudah sangat parah, apalagi di bagian-bagian yang sempit. Namun bila dibiarkan, kotoran ini bisa meninggalkan bau tak sedap.
Untuk membersihkan interior, pemilik mobil bisa mendatangi jasa cuci mobil yang melayani pembersihan menyeluruh atau car detailing. Ongkos jasa yang dikenakan biasanya mencapai sekitar Rp 3 jutaan.
Hadiyatma, pemilik dari Qals Auto Care yang melayani car detailing di Depok mengatakan, butuh waktu sekitar seminggu untuk membersihkan interior mobil yang terendam banjir. Saat proses pembersihan, seluruh jok mobil akan dibongkar.
"Kalau sudah kotor semua karena terendam harus dibongkar semua, termasuk seluruh jok," kata Adit.
Untuk membersihkan interior mobil yang kotor karena banjir, Adit menyebut diperlukan cairan khusus untuk menghilangkan noda yang menempel. Untuk kotoran yang menempel di jok akan disedot lebih dulu dengan vacuum cleaner.
Menurut Adit, jok yang sudah dibersihkan nantinya akan dikeringkan dengan alat pengering. Namun untuk hasil terbaik, jok tetap akan dijemur mengandalkan panas sinar matahari. Kondisi inilah yang disebutnya bisa memakan waktu lama. Karena jika cuaca tidak mendukung, maka proses pengeringan jok tidak bisa dilakukan.
"Sebagus apapun pakai dryer, tetap hasil terbaik jika dijemur langsung pakai sinar matahari. Karena sinar matahari bisa menghilangkan lembab," ucap Adit.
Cari Rute Lain
Bila menemui jalan yang tergenang, apalagi dengan ketinggian yang sudah mencapai setengah roda mobil, pengendara diimbau untuk tidak nekat menerobosnya. Seberapapun tingginya jarak lantai mobil ke tanah (ground clearance). Mencari jalan lain dianggap lebih baik untuk menghindari kerusakan pada mesin.
Jika terpaksa karena darurat dan tidak ada pilihan rute lain, pastikan tinggi genangan air setidaknya 30 cm di bawah saringan udara agar tidak tersedot ke dalam mesin. Selain itu jaga putaran mesin tetap tinggi agar air tidak terhisap ke dalam knalpot.
Dealer Techical Support Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan, mobil dengan ground clearance tinggi sejenis SUV kadang diangggap aman menerobos banjir. Namun anggapan itu tidak mempertimbangkan potensi masuknya air akibat gelombang yang ditimbulkan kendaraaan lain.
Menurut Didi, air akibat gelombang yang ditimbulkan kendaraaan lain bisa saja masuk melalui grill dan akhirnya menggenangi mesin. Bila sudah begini, potensi water hummer bisa saja terjadi.
"Walaupun ketinggian air masih di bawah roda, tapi potensi air masuk ke mesin bisa saja terjadi dari gelombang yang ditimbulkan kendaraan lain dari arah berlawanan," kata Didi.
Untuk pengendara yang nekat menerobos genangan tinggi, namun tiba-tiba gagal dan mogok di tengah jalan, disarankan untuk tidak langsung menghidupkan mesin. Tujuannya mencegah ECU korslet.
Pemilik kendaraan disarankan untuk menyewa mobil derek untuk membawa mobilnya ke bengkel terdekat. Nantinya mekanik akan mengecek bagian apa saja yang terendam. Jika memang ditemukan ECU terendam, mekanik akan membongkar dan membersihkannya. Dengan cara ini, maka ECU tidak akan korslet. Sehingga pemilik tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk menggantinya.
"Jadi kalau mogok, biarkan saja. Sebaiknya didorong atau diderek. Jangan langsung dihidupkan karena bisa bikin ECU korslet," ucap Didi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.