Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menyelamatkan Korban Kecelakaan yang Tenggelam

Kompas.com - 14/12/2017, 10:02 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif - Ada langkah-langkah yang dapat dilakukan ketika ingin menolong korban kecelakaan yang tenggelam ke dalam air.

Namun, menurut Pegiat safety driving sekaligus Training Director dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, sebaiknya hal itu tidak dilakukan oleh sembarang orang. Caranya pun harus dengan sangat hati-hati. Sebab, bisa jadi upaya yang dilakukan justru membuat keadaan korban makin buruk

Seperti yang tergambar dalam video berdurasi sekitar 2 menit yang menjadi viral di media sosial. Dalam keadaan seperti itu, perlu segera mengeluarkan para korban dari mobil yang terbalik dan tenggelam tersebut.

"Kalau pintunya enggak bisa dibuka, ya pecahkan kaca," kata Jusri saat dihubungi Rabu (13/12/2017).

Baca juga : Mau Menolong Korban Kecelakaan, Perhatikan Ini

Setelah itu, para korban dikeluarkan satu persatu. Namun, proses ini perlu dilakukan dengan sangat hati-hati. Sebab, bisa saja korban mengalami luka di dalam tubuhnya.

Jika korban ditemukan dalam keadaan pingsan, segera bawa ke area yang datar dan kering. Untuk pertolongan berupa bantuan pernafasan sebaiknya tidak dilakukan oleh sembarang orang. Pastikan orang yang ingin menolong korban benar-benar mengetahui teknik memberi nafas bantuan atau Cardio Pulmonary Resuscitation (CPR).

Ilustrasi resusitasi jantung dan paru-paruShutterstock Ilustrasi resusitasi jantung dan paru-paru
Selain itu, dipastikan juga bahwa tidak ada luka dalam pada tubuh korban. Misalnya adanya patah pada tulang rusuk korban. Sebab, jika ada tulang rusuk yang patah, teknik CPR ini justru bisa sangat berbahaya bagi korban.

"Pas memompa dadanya itu kalau ada luka dalam, misalnya rusuknya patah, malah makin bahaya," kata Jusri.

Jika memang sudah yakin bahwa CPR dapat dilakukan, maka tempatkan korban dalam keadaan yang benar, yakni rebahkan korban dengan posisi kepala lebih rendah daripada tubuhnya. Kemudian, dongakkan kepala korban, sehingga terbuka jalur agar air keluar dari mulut korban ketika dilakukan CPR.

Periksa kesadaran dan saluran nafas korban dengan cara mendekatkan telinga penolong ke arah hidung dan mulut korban. Rasakan ada atau tidaknya hembusan napas.

Baca juga : Indonesia Belum Masuk Negara Maju karena Jumlah Kecelakaan

Lakukan hal tersebut sambil melakukan tindakan head tilt (kepala dimiringkan) dan chin lift (dagu diangkat). Dalam waktu bersamaan, cek kembali kondisi nadi di lehernya. 

Setelah itu berikan nafas buatan yang dilanjutkan dengan memberikan tekanan pada dada korban, bukan pada perut. Sebab, yang membuat korban pingsan bukan karena terlalu banyak meminum air, tetapi lamtaran saluran pernapasannya tersumbat air. Menekan perut korban yang tenggelam justru dapat membuat organ perut rusak. Lakukan hal ini berapa kali.

"Harus orang kompeten. Kalau bukan orang yang kompeten maka yang bisa dilakukan ya menunggu petugas yang profesional, karena nanti bisa membuat berbahaya bagi korban," kata Jusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau